Senin, 03 November 2008

SELINGKUH…JAKARTA UNDERCOVER

SELINGKUH…JAKARTA UNDERCOVER..(by elha 15.11.2006)

Ubadah ibnush Shamit ra mengatakan bahwa Nabi SAW merasa sedih dan wajahnya tampak kusam ketika beliau menerima wahyu tentang hukuman zina. Pada suatu hari beliau menerima wahyu, lalu tampak seperti itu. Setelah beliau ceria beliau bersabda, “Laksanakan ajaranku! Sungguh Allah telah menetapkan hukuman bagi para pezina. Yaitu, pezina yang sama-sama sudah kawin dan pezina yang sama-sama belum kawin. Pezina yang sudah kawin dicambuk seratus kali lalu dirajam dengan batu; pezina yang belum kawin dicambuk seratus kali lau dipenjara satu tahun”

Ba’da sholat jum’at kemarin, tgl. 10.11.2006, saya sengaja makan dipinggiran jalan Sabang (Wahid Hasyim), yang dekat dengan kantor saya bilangan Jl. MH. Thamrin. Bukan karena alasan politik, tapi lebih mengena dengan alasan ekonomi. Maklum perbekalan sudah mulai mengering.

Sekumpulan wanita, berusia antara 20 – 26 tahun (menurut perkiraan saya loch), asyik bercengkerama di samping kanan saya. Mereka begitu riang. Nada bicaranya yang renyah (emangnya hartz chicken), empuk dan penuh canda menandakan bila mereka tidak dalam keadaan bersedih.

Namun kemudian saya agak terkejut ketika salah seorang dari mereka mengatakan bahwa dia siap selingkuh, tapi dengan syarat tertentu (sambil menyebut syarat tersebut). SELINGKUH…??? LOCH APAKAH MEREKA SUDAH MENIKAH….???
Dari dandanannya kemudian saya menyimpulkan bila mereka adalah wanita yang membantu atau bersedia diajak oleh para lelaki/suami untuk melakukan perselingkuhan. Tentunya dengan kompensasi tertentu. Makanya salah satu diantara mereka mengajukan syarat tertentu.



Yah, Jakarta memang kota metropolitan. Segala bentuk, segala rupa dan aneka ragam kehidupan manusia ada dikota ini. Kamuflase kehidupan, fatamorgana kebahagiaan hingga fakta perselingkuhan ada di depan mata. Dan layaknya pengusaha yang mumpuni, wanita-wanita muda tadi mampu mememanfaat celah peluang/opportunity tersebut. kicauan kaum adam yang ingin melakukan perbedaan ekspresi ‘bercinta’ disambut dengan aroma dan warna-warni kumtum bunga dengan kelopak yang lumayan merekah.

Tapi mengapa para wanita itu mengenakan pakaian supermarket/swalayan/spg tertentu. Mungkin itu hanya kamuflase, hanya kepompong ulat sutera.

Masya’ Allah. Asytaghfirullahal’ahim. Ampuni hambaMU ini Yaa Allah. Hamba belum mampu untuk ikut berbuat menahan mereka meskipun secara kasat mata ada didepan hamba Yaa Allah.

Yaa Allah hambaMU ini tidak mampu mengamalkan QULIL HAQQO WALAU KANAA MURRON…

Dalam salah satu riwayat hadits disebutkan bahwa jika perbuatan zina sudah dilakukan secara terang-terangan, maka akan datang suatu penyakit yang tidak ada obatnya.
Apakah keceriaan para wanita yang ikut membantu kaum laki-laki berselingkuh sudah termasuk dalam perbuatan zina secara terang-terangan….???? Apakah penyakit HIV?AIDS termasuk juga dalam penyakit yang disebut Rasulullah tersebut sebagai akibat dari zina secara terang-terangan itu…???

Jika semua itu sudah terjadi, kaum feminis, kaum sekuler dan liberal rame-rame membuat aksi (simpatik???) untuk melindungi masyarakat dari HIV/AIDS dan pembinaan bagi penderita HIV/AIDS yang terus bertambah setiap saat.
Motto penanggulangan HIV/AIDS kemudian adalah (salah satunya) ‘jangan melakukan sex beganti-ganti pasangan’.

Islam mengatakan bila seorang Isteri laksana lahan/sawah bagi suaminya. Sedangkan seorang suami juga laksana lahan/sawah bagi isteri (-istrinya). Maka baik isteri/suami dapat saling bercocok tanam.
Dalam bahasa yang indah, Islam mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita menyalurkan hasrat sexual. Sex itu memiliki makna suci, maka harus dipergunakan dengan suci pula. Bukan pelampiasan hawa nafsu. Bukan pula untuk mencari sensasi perbedaan dalam melakukan hubungan suami isteri.
.
Maknanya, secara implicit dikatakan bila belum memiliki suami/isteri, atau belum ada ikatan (akad) syah suami isteri, mbok ya jangan melakukan hubungan suami-isteri dulu. Kan sudah jelas ‘Hubungan Suami-Isteri’, berarti oleh suami kepada isterinya-atau oleh isteri kepada suaminya. Loch, kenapa yang bukan isterinya atau bukan suaminya ngelakuin perbuatan suami-isteri.

Adakah dari mereka itu keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita, kerabat kita atau teman-teman terdekat/akrab kita…???
“JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGA DARI SIKSA API NERAKA…”
“SETIAP KAMU ADALAH PEMIMPIN. DAN SETIAP PEMIMPIN AKAN DITANYA TENTANG KEPEMIMPINANNYA”

Wallahu’alam bishowab

salam ukhuwah elha

Baca Selengkapnya......

Minggu, 02 November 2008

PESURUH JUGA MANUSIA…ADA APA??

PESURUH JUGA MANUSIA…PUNYA RASA & HATI…by elha 15.11.2006
.
Seorang pesuruh salah satu perusahaan bercerita (dan sedikit berkeluh kesah).
“Pak….kalau nyuruh begitu yaa” katanya.
Lalu di amenceritakan bila dia disuruh oleh salah satu pegawai. Dia diminta untuk membersihkan sepatu pegawai tersebut, karena ‘sang’ pegawai akan pergi ke hotel
.
.
Kisah yang keluh namun juga menimbulkan tanda Tanya lumayan besar. Demikian sibuk kah ‘sang’ pegawai hingga dia tidak sempat membersihkan sepatunya sendiri…?? Atau demikian burukkah pekerjaan (menolong) membersihkan sepatu pegawai, sehingga seorang pesuruh pun terasa enggan melakukannya…??? atau feodalisme sudah merasuki jiwa si pegawai???


.
Dalam salah satu hadits tentang Budak (hamba sahaya yang belum dimerdekakan), diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang dibuatkan makanan oleh pelayannya lalu disuguhkannya (yang pelayan tersebut merasakan panas & asapnya), maka hendaklah dia mengajak pelayannya duduk dan makan bersama. Apabila makanannya hanya sedikit, maka berikan sesuap atau dua suap kepada pelayan (pembantu) itu.”
.
Subhanallah. Demikian besar perhatian Rasul kepada orang kecil, hatta seorang budak pun diberikan hak untuk diduduk bersama tuannya, meskipun hanya untuk mencicipi makanan bersama. Apalagi makanan itu dibuat oleh sang budak/pelayan/pembantu, yang dia merasakan bagaimana beratnya, panasnya dan (aroma) nikmat makan yang dibuat/dibelikannya.
.
Lalu mengapa kita sering kali menganggap keberadaan mereka (para wong cilik/pembantu/pelayan) hanya sebagai pesuruh yang memiliki hak hanya untuk disuruh..??? jika haknya saja kita batasi hanya sebagai yang disuruh, bagaimana pula dengan kewajibannya…PASTI DIPASUNG HANYA UNTUK MELAYANI SURUHAN/PERINTAH….
.
Saya yakin kita semua pernah mendengar bagaimana Rasulullah menjahit sendiri pakaian beliau yang sobek, meskipun beliau memiliki budak hasil hibah/pemberian dari sahabat. Tetapi beliau memperlakukan sang budak seperti Anak/putera beliau sendiri. Bahkan dalam riwayat budak tersebut enggan dibebaskan/dimerdekakan, karena budak itu begitu kerasan tinggal dirumah Rasulullah yang sempit dan jarang terdapat makanan.
.
Pesuruh/pelayan/pembantu…(saat ini budak di Indonesia, Insya’ Allah tidak ada), adalah juga manusia. Mereka memiliki indera yang sama dengan kita. Perasaan yang (setidaknya) mirip dengan kita….mereka punya keinginan, mereka punya cita-cita, punya juga ingin diperlakukan layaknya keinginan kita untuk disejahterakan oleh perusahaan.
.
Saya berharap semua keluh kesah sang pekerja (maaf berat sekarang saya mengatakan pesuruh) hanya karena perasaannya yang lagi bete. Atau permintaan dari si pegawai karena waktu yang mendesak atau karena sesuatu dengan asalan logis yang kita sendiri belum tahu.
.
Wallahu’alam bishowab.
.
salam ukhuwah ELHA

Baca Selengkapnya......