Minggu, 27 April 2008

MAAFKAN AKU, ISTERIKU

MAAFKAN AKU, ISTERIKU…by elha 14.02.2007

Kutatap wajah isteriku tercinta yang sedang tertidur pulas. Terlihat jelas guratan rasa lelah diwajahnya.
.
Yaa, memang isteri sering bercerita betapa akhir-akhir ini dia merasa begitu letih. Perjalanan menuju lokasi kerja di bilangan Depok yang memakan waktu cukup lama. Belum lagi bila tiba dikantornya sudah banyak nasabah yang datang, meskipun jam layanan belum dibuka. Maka tak jarang isteriku memajukan aktifitas pekerjaannya. Jika ternyata antrian nasabah terus berlanjut sampai siang atau bahkan sore hari, maka selama ini pula isteriku tak merasakan nikmatnya ‘kunyahan nasi atau sekedar cemilan sekalipun’. Isteriku memang bekerja di jasa pelayanan bidang keuangan. Kebetulan dia memiliki posisi yang strategis. Maka tanggung jawabnya begitu besar terhadap layanan dan kepuasan nasabah.
.
Tak terasa air mataku berlinang kecil membasahi pipi. Rasa sayangku kepada isteriku bertambah besar. Ingin rasanya aku memeluknya dengan erat serta mengucapkan kata cinta yang tulus dan sepenuh hati. Namun niat itu ku-urungkan, khawatir hal itu justru akan mengagetkan atau mengurangi waktu istirahatnya.
.
Pikiranku menerawang pada peristiwa tadi siang, 11.02.2007. Sambil berbisik Isteriku mengajakku ke dalam kamar. Hatiku dagdigdug. Ada apa? Mengapa harus didalam kamar? Biasanya ini dilakukan isteriku bila ada sesuatu yang penting.
.
“Bi, anting umi dilepas ya? Mang Dudung mau pinjem duit/uang. Kita ‘gak ada persediaan. Atau kita pake aja uang yang lain?” Tanya isteriku pelan sambil menyebut satu rekg khusus penampungan. (isteriku memang membuka rekg penampungan untuk kebutuhan sosial)
Aku terperanjat, terkejut bagai diserempet Bus Way atau mobil BMW.
Aku tidak memikirkan tentang tamu yang akan meminjam uang pada kami. Apalagi tamu tersebut masih saudara kami juga.


.
Yang kupikirkan adalah anting yang melekat di telinga isteriku. Anting itu merupakan perhiasan milik kami satu-satunya. Karena aku belum mampu membelikan perhiasan lain seperti gelang ataupun kalung. Bahkan anting itu, yang hanya seberat 2 gram saja, juga hasil jerih payah isteriku sendiri.
.
Hatiku sedih. Sedih karena belum bisa membahagiakan isteriku tercinta dari sudut pandang materi. Bahkan tidak bisa untuk sekelas anting sekalipun. Masya’ Allah. Namun terbetik perasaan bahagia, betapa isteriku masih meninggikan derajatku sebagai suaminya. Dia masih meminta ijin aku untuk melepas anting itu demi menolong orang lain. Padahal sejujurnya kamipun masih kelimpungan dalam urusan keuangan.
.
Hatiku Bahagia, ternyata isteriku bukan hanya cantik parasnya tapi juga cantik sifatnya. Subhanallah. Engkau telah memberikan hamba Isteri yang sholihah Ya Rabb.
.
“Umi, kalo umi rela silakan umi lepas anting itu. Tapi kalo umi masih mau memakainya abi serahkan semuanya sama umi. Kalo uang ‘Baitul Maal’ jangan” jawabku lirih sambil berusaha menahan sedih
“Umi gak apa-apa bi….” Kata isteriku sambil tersenyum manies, sehingga wajahnya menjadi lebih manies. Oh, ……
.
Anting satu-satunya perhiasan yang melekat pada diri isterikupun lepas sudah. Perhiasan kecil itu akan menghuni loket pegadaian. Perhiasan itu akan menjadi dana sosial isteriku guna membantu saudara kami yang lebih membutuhkan.
.
Isteriku maafkan aku.
Lalu ku lihat anak-anakku yang juga telah tertidur pulas
.
“Bi, katanya mau beli mobil/motor kayak Abi Usul” Kata anakku yang pertama (usia 5th) pada satu ketika setengah bertanya
“Insya’ Allah ya” jawabku sambil senyum.
Lalu aku mengalihkan perhatian agar anakku tidak bertanya kembali
.
“Anakku, maafkan Abi nak. Abi memang belum bisa memberikan materi. Tapi percayalah anakku, Allah SWT akan melihat ketulusan kita dan nilai ibadah kita” kataku dalam hati sambil mengecup kening kedua anaku
.
Lalu kuhampiri kembali isteriku tercinta. Ku kecup pula keningnya dengan penuh kasih sayang. Maafkan Abi ya umi. Abi mencintai umi karena Allah. Biar Allah yang akan membahagiakan kita. Amien
.
Aku terus berwudhu.
.
“Umi, engkau bagai bidadari yang hinggap direlung hati abi. Engkau bagaikan malaikat yang menjelma menjadi manusia dan menghiasi hari-hari bersama kami. Umi, Engkau Seorang Kepala Cabang, namun tidak sedikitpun merasa risih pulang-pergi naik kendaraan umum, berdesak-desakan, makan dipinggiran jalan dan bahkan tinggal dipemukiman yang padat dan ‘maaf dilokasi kaum cilik” batinku
.
“Umi, dari lubuk hati yang paling dalam abi berdoa semoga apa yang umi lakukan dapat menjadi obat penawar bagi mereka yang sedang kesulitan. Umi, percayalah ANTA BUDALLAHA KAANAKUM TAROHU…WAILLANTAKUM TAROHU FAINNAHU YAROKA…”
.
“Umi, Benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW mengenai kehidupan keluarga beliau ‘BAITI JANNATI’, Rumahku adalah surga bagiku. Semoga kita dapat selalu mengikuti Sunnahnya. Amien”
.
Salam ukhuwah elha

Baca Selengkapnya......

Rabu, 16 April 2008

SELINGKUH…JAKARTA UNDERCOVER

SELINGKUH…JAKARTA UNDERCOVER..(by elha 15.11.2006)

Menurut kaum tertentu SELINGKUH adalah akronim dari SELingan INdah dan Keluarga UtuH. Yach selingkuh memang menjadi mode bagi mereka yang merasa, atau pura-pura merasa tidak puas dengan kehidupan pribadi keluarga mereka. Entah itu sang suami atau si isteri yang melakukannya. Yang jelas, bila per-Selingkuh-an sudah dilakukan, maka si pelaku sudah melakukan pem-bohongan kepada pasangannya, kepada anak-anaknya dan kepada keduanya.
Apakah benar perselingkuhan itu memberikan jawaban pasti bahwa si pelakunya tidak mengundang masalah baru? Atau malah menambah masalah yang ada?
--oooOooo--

Ba’da sholat jum’at kemarin, tgl. 10.11.2006, saya sengaja makan dipinggiran jalan Sabang (Wahid Hasyim), yang kebetulan memang tidak jauh dari lokasi kantor saya. Bukan karena alasan politik, tapi lebih mengena dengan faktor ekonomi. Maklum perbekalan sudah mulai mengering. Menu makan siang juga sudah harus di pilah dan dipilih….hehehe takut gak kuku.

Sekumpulan wanita, berusia antara 20 – 26 tahun (menurut perkiraan saya loch), asyik bercengkerama di samping kanan saya. Sepertinya mereka sudah selesai dengan makan siangnya. Mereka begitu riang. Nada bicaranya yang renyah (emangnya hartz chicken), empuk dan penuh canda menandakan bila mereka tidak dalam keadaan bersedih. (Klo sedih pasti lagi mewek hehehe)

Namun kemudian saya agak terkejut ketika salah seorang dari mereka mengatakan bahwa dia menerapkan syarat tertentu jika diajak berselingkuh (sambil menyebut syarat tersebut). SELINGKUH…??? LOCH APAKAH MEREKA SUDAH MENIKAH….???
“Oooh berarti dari tadi mereka sedang membicarakan perselingkuhan. Pantas aja obrolan mereka dibumbui dengan saling senyum, tawa….dan cekakak cekikik” gumamku dalam hati.

Dari dandanannya kemudian saya menyimpulkan bila mereka adalah wanita yang membantu atau bersedia diajak oleh para lelaki/suami untuk melakukan perselingkuhan. Tentunya dengan kompensasi tertentu. Makanya salah satu diantara mereka mengajukan syarat tersebut.


Yah, Jakarta memang kota metropolitan. Segala bentuk, segala rupa dan aneka ragam kehidupan manusia ada dikota ini. Kamuflase kehidupan, fatamorgana kebahagiaan hingga fakta perselingkuhan ada di depan mata. Dan layaknya pengusaha yang mumpuni, wanita-wanita muda tadi mampu memanfaatkan celah peluang/opportunity tersebut. Kicauan kaum adam yang ingin melakukan perbedaan ekspresi ‘bercinta’ disambut dengan aroma dan warna-warni kumtum bunga dengan kelopak yang lumayan merekah.

Tapi mengapa para wanita itu mengenakan pakaian supermarket/swalayan/spg tertentu. Mungkin itu hanya kamuflase, hanya kepompong ulat sutera.

Para wanita itu sepertinya tidak terpengaruh dengan suasana warung pinggir jalan. Atau sengaja memanfaatkan suasana warung untuk menginformasikan bahwa mereka adalah ‘pelaku’. Ataukah suasana warung dan keadaan disekitarnya adalah sarana promosi gratis atas ‘usaha’ mereka.

Aku kemudian teringat satu kisah. Pada suatu hari (kayak cerita si kancil & buaya aja). Pada satu hari seorang teman wanitaku bercerita kalau dia baru saja bertemu dengan teman lama. Laki-laki tentunya. Katanya laki-laki itu adalah mantan ‘teman akrab’, jika tidak ingin disebut kekasih.

Pertemuan antara teman wanitaku dengan ‘mantan kekasihnya?’ biasanya dilakukan pada waktu makan siang. Lunch, kata orang kulon. Nah, setelah makan siang itu kejutan terjadi. Dia bertemu dengan teman kantornya di dalam biskota. (lagian mo selingkuh kok naek angkot. Gayaan dikit ngapa..). Agar teman kantornya tidak kaget dan banyak bertanya, teman wanitaku langsung menyapa dan mengenalkan ‘bawaannya’ sebagai teman selingkuh. Langsung tanpa tedeng aling-aling dia mengatakan bahwa sobat laki-laki yang dibawanya adalah teman selingkuh.
“Yach, daripada ketahuan, mendingan gue ngaku aja langsung. Dari pada malu ma penumpang laen” katanya

Bahkan ada kisah yang lebih fenomenal. Di salah satu perusahaan keuangan, terjadi ‘kerusuhan’. Penyebabnya tak lain adalah hamilnya seorang pegawai wanita, yang kebetulan seorang kasir/teller, akibat perbuatan sang Manajer. Mudah ditebak, pegawai wanita itu diminta mengundurkan diri. Sementara sang Manajer, Wallahu’alambishowab. Kabarnya mereka melanjutkan ke jenjang perkawinan.

Kenapa sih mesti ada perselingkuhan. Mengapa harus ada seorang suami/isteri yang mencari ‘jajanan’ diluaran, padahal menu makanan di rumah lebih komplet. Bila memang sayurnya kurang asin, kenapa tidak ditambah garamnya saja. Bila kurang banyak, kan masih bisa ditambah menunya. Bila kurang indah, masih ada pernik-pernik yang dapat dihias di meja makan.

Apapun dasar yang melatar belakanginya, sejatinya Perselingkuhan itu bukanlah suatu solusi. Bahkan bisa jadi justru akan menambah komplexs masalah yang rumah tangga. Benar sang suami/isteri akan merasa nyaman dengan teman perselingkuhannya, tetapi setelah itu dia akan menjadi ‘jalur kebohongan’ untuk menutupi perbuatannya. Selain itu dana makan siang, dana transportasi dan dana-dana lainnya akan menguras jatah rumah tangga, jatah anak dan jatah pos lainnya. Dan yang terpenting, Perselingkuhan akan menyakiti hati pasangan sah suami/isteri.
(belum termasuk akibat yang ditimbulkan seperti kehamilan, penyakit kelamin dan lain-lain)

Untuk kaum laki dan wanita yang sudah berumah tangga, yakinlah bahwa pasangan kita adalah pasangan terbaik yang pernah ada. Dia menemani kita sejak kita masih belum punya apa-apa. Bila memang ada yang memulai pernikahan dengan segala kemewahan, maka pasangan hidup kita telah membantu kita mengatasi berbagai problematika rumah tangga. Senang-susah selalu bersama.
Sementara teman perselingkuhan, pernakah dia membantu mengatasi persoalan, atau memang hanya menginginkan ‘harta’, ‘tahta’ dan ‘toyota’…???

Untuk para wanita yang ikut tergabung dalam komunitas perselingkuhan, percayalah kalian adalah pihak yang paling dirugikan. Baik secara materi ataupun kejiwaan, diantaranya : Pertama, bila terjadi kehamilan siapa yang bertanggung jawab. 9 bulan mengandung dan kemudian diikuti dengan mengurus anak yang dilahirkan adalah pekerjaan berat. Siapkah pasangan selingkuh anda membantu. Kedua, “Ah, kan bisa aborsi” kata sebagian orang. Benar, tapi aborsi akan merusak tatanan rahim. Ketiga, harga diri seorang wanita (isteri) akan tercampakkan. Benar, mungkin kalian akan mendapatkan banyak materi dari pasangan selingkuh anda, tetapi benarkah hati anda juga tersenyum ikhlas menerima semua itu. Bagaimana anda membayangkan bila yang melakukan selingkuh itu adik anda, adik ipar, kakak kandung, orang tua, atau bahkan anak anda sendiri. Tetes air mata anda pasti akan terurai. Keempat, dampak psikologi yang akan anda tanggung. Luar biasa beratnya. Keinginan hati yang sering berbenturan dengan hawa nafsu. Logika berfikir yang sering salah. Dan efek kejiwaan yang akan menurun ke anak kandung.

Belum terlambat untuk kembali bagi mereka yang melakukan. Sudah saatnya nahkoda kapal menjalankan fungsinya kembali memimpin pelayaran menuju kampung yang damai, indah, subur, tentram dan sangat menyenangkan. Kampung akhirat.


---oooOooo---

Dalam salah satu riwayat hadits disebutkan bahwa jika perbuatan zina sudah dilakukan secara terang-terangan, maka akan datang suatu penyakit yang tidak ada obatnya.
Apakah keceriaan para wanita yang ikut membantu kaum laki-laki berselingkuh atau wanita yang melakukan perselingkuhan sudah termasuk dalam kategori perbuatan zina secara terang-terangan….???? Apakah penyakit HIV/AIDS termasuk juga dalam penyakit yang disebut Rasulullah tersebut sebagai akibat dari zina secara terang-terangan itu…???

Jika semua itu sudah terjadi, kemana kaum terpelajar yang selama ini membela kebebasan pergaulan, kebebasan ber-ekspresi dan kebebasan lainnya. jikaum feminis, kaum sekuler dan liberal rame-rame membuat aksi (simpatik???) untuk melindungi masyarakat dari HIV/AIDS dan pembinaan bagi penderita HIV/AIDS yang terus bertambah setiap saat.
Motto penanggulangan HIV/AIDS kemudian adalah (salah satunya) ‘jangan melakukan sex beganti-ganti pasangan’. Mengapa tidak jujur saja mengatakan bahwa

Islam mengatakan bila seorang Isteri laksana lahan/sawah bagi suaminya. Sedangkan seorang suami juga laksana lahan/sawah bagi isteri (-istrinya). Maka baik isteri/suami dapat saling bercocok tanam.
Dalam bahasa yang indah, Islam mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita menyalurkan hasrat sexual. Sex itu memiliki makna suci, maka harus dipergunakan dengan suci pula. Bukan pelampiasan hawa nafsu. Bukan pula untuk mencari sensasi perbedaan dalam melakukan hubungan suami isteri.
.
Maknanya, secara implisit dikatakan bila belum memiliki suami/isteri, atau belum ada ikatan (akad) syah suami isteri, mbok ya jangan melakukan hubungan suami-isteri dulu. Kan sudah jelas ‘Hubungan Suami-Isteri’, berarti oleh suami kepada isterinya-atau oleh isteri kepada suaminya. Loch, kenapa yang bukan isterinya atau bukan suaminya ngelakuin perbuatan suami-isteri. Hehehehe.

Adakah dari mereka itu keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita, kerabat kita atau teman-teman terdekat/akrab kita…???

Tanpa bermaksud menggurui, rasanya sangat bijak bila sebagai ummat muslim kita berpedoman pada perilaku Nabi Muhammad SAW. Setidaknya sebagai pijakan kita dalam melangkah. Dalam satu riwayat Hadits :

Ubadah ibnush Shamit ra mengatakan bahwa Nabi SAW merasa sedih dan wajahnya tampak kusam ketika beliau menerima wahyu tentang hukuman zina. Pada suatu hari beliau menerima wahyu, lalu tampak seperti itu. Setelah beliau ceria beliau bersabda, “Laksanakan ajaranku! Sungguh Allah telah menetapkan hukuman bagi para pezina. Yaitu, pezina yang sama-sama sudah kawin dan pezina yang sama-sama belum kawin. Pezina yang sudah kawin dicambuk seratus kali lalu dirajam dengan batu; pezina yang belum kawin dicambuk seratus kali lau dipenjara satu tahun” (HR. Muslim)

Wallahu’alam bishowab
salam ukhuwah ELHA

Baca Selengkapnya......

Minggu, 13 April 2008

PENGAKUAN (MANTAN) ISTERI SIMPANAN

.
PENGAKUAN (MANTAN) ISTERI SIMPANAN…by elha 10.11.2006

Pekan kedua bulan Ramadhan 2006 lalu, seorang buruh wanita dari kawasan Ancol menemui saya. Banyak keluhan yang dia sampaikan, kadang dengan nada sedih kadang dengan canda tawa mengingat kisah masa lalu.
.
“Mas…tolong carikan aku kerjaan (tambahan) dong….” Pintanya
“Kerja apa aja deh. Gue buat bayar utang nih….” Sambungnya
.
Lalu dia berkisah bahwa sebenarnya dia sudah berkeluarga. Namun kelakuan suaminya yang (maaf) diluar kewajaran sebagai kepala rumah tangga membuat semuanya berantakan. Sang suami selalu ber-hutang pada orang/pihak lain hingga mencapai jumlah yang fantastis untuk ukuran keluarga buruh. Namun orang-orang/pihak yang diutangi selalu menagih pada wanita tadi.
.
Katanya, orang tua suami (mertua) selalu ikut campur urusan keluarga, hingga satu saat mereka memutuskan untuk berpisah. Si suami membawa serta putera/puteri yang dicintai. Sementara sang isteri (buruh wanita tadi) hanya mendapatkan limpahan utang keluarga yang besar…(katanya utang suami).
.
Sambil bercanda (meski dengan suara lirih & tangisan di hatinya) dia ber-ujar,
“Gue kasian ya…Kalo ada bonus, THR, orang-orang udah pada boking buat dibayar…bayar utang….gue gak dapet apa-apa…ehehehe” dia tertawa. Tertawa dalam kepiluan.
.
“Mas…tolong gue ya…” katanya kembali


.
Dia juga bercerita kalau demi melunasi hutangnya dia pernah menjadi seorang wanita simpanan. Simpanan seorang pensiunan expatriate asal Jepang. Sekali berhubungan (maaf bercinta/ML) dia memperoleh uang Rp 400 ribu. Sayangnya, sesal dia, si expatriat tadi sudah berpisah dengannya. Jadi dia belum dapat kembali ‘lahan’ untuk menutupi hutang-hutangnya….
.
Saat ini hutang yang masih harus dilunasi sebesar + 10 juta. Sementara penghasilannya hanya 900 ribu. Belum biaya kontrakan dibekasi, biaya hidup dan lainnya.
.
Saya bingung. Kemudian dengan bercanda saya bertanya, “Kalau ada yang menawari untuk menikah bagaimana…?”
“Wah gue mao banget…tapi kalo bisa yang kaya ya. Biar gue bisa bayar utang gue..” jawabnya.
Hehehe. Permintaan yang polos, cukup wajar dan….membuat aku semakin bingung.
.
Hidup ini memang ujian. Karena ujian itu sendiri pada dasarnya adalah sarana dan wahana untuk beribadah mendekatkan diri pada-NYA. Termasuk masalah kesulitan hidup, kemiskinan, dan problematika lainnya…….
.
Dalam riwayat dikisahkan bahwa ada sahabat Rasul yang mengatakan tidak akan menikahi wanita (tidak menikah), ada yang tidak akan memakan daging, dan ada pula yang mengatakan tidak akan tidur di atas tikar (maksudnya tidak tidur ditempat yang layak, maaf kalau saya salah mengartikan).
Kemudian Rasul bersabda…”Mengapa orang-orang menagatakan begini dan begitu? Padahal aku ini juga shalat dan juga tidur, berpuasa dan juga makan serta aku juga menikahi wanita. Barangsiapa tidak menyukai sunnahku, dia bukanlah termasuk golonganku” (HR. Muslim).
.
Abu Hurairoh ra meriwayatkan bahwa Nabi besabda, “WANITA ITU DINIKAHI KARENA EMPAT HAL : karena hartanya, karena nasabnya, karena kecantikannya dan agamanya. Dapatkan kemujuran dengan menikahi wanita karena agamanya, maka engkau akan mendapatkan keberkahan” (HR.Muslim).
.
Keberkahan menikahi wanita karena agamanya. Dan itu sudah dibuktikan oleh orang-orang tua kita dulu. Sebelum menikah para wanita biasanya dipingit. Lalu orang tua pria mengatakan, “Kawin aja ama si fulanah binti fulan. Dia ngajinya bagus, sholatnya rajin. Ama orang tua juga sayang,…dll…”
Dan kita bisa lihat, mayoritas dari mereka meski memiliki keturunan yang lumayan berlimpah (bahkan ada yang memiliki 11 anak –orang tuaku-, 12 anak –orang tua temanku-, dan mungkin lebih dari itu), tetap dapat mendidik anak-anak mereka dengan benar dan membekalkan diri dengan pendidikan yang lumayan memadai. Jarang dari orang-orang tua kita dulu yang bercerai setelah itu.
.
Sekarang memang jaman modern. Wanita (mengartikulasikan dirinya) sebagai salah satu pemilik hak untuk menentukan pernikahan beserta atributnya. Namun jika memang wanita tersebut dapat memilih, akan jauh lebih baik bila wanita itu memilih pria dari sudut pandang agamanya. Sebab suami itu imam. Kepala rumah tangga dan pemimpin untuk menuju masa depan dengan konsep sakinah mawaddah warrahmah.
.
Kisah buruh wanita diatas mungkin dapat menggambarkan betapa telah terjadi kesalahan kita dalam memanage ummat ini. Para Aghniyya, orang-orang kaya,lebih suka berzakat kepada yatim piatu & orang miskin lainnya (maaf ada yang lebih suka di blow-up media massa). Atau ada yang menitipkannya ke lembaga-lembaga tertentu, tapi lembaga itu justru berdeterminasi diwilayah pembangunan mesjid, pendidikan, dll
.
Adakah yang memikirkan nasib si Ghorim orang yang memiliki banyak hutang untuk di zakati, agar seluruh hutangnya terlunasi. Jika itu terlaksana bukankah buruh wanita tadi tidak perlu bercerai karena masalah hutang. Dus, diapun tidak perlu menjadi wanita simpanan (maaf) hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp. 400ribu sekali bercinta.
.
“Mas, ya udah gue gak mau jadi simpanan lagi…” katanya
“Tapi mas tolong cariin calon suami ya….”
.
Saya tersenyum. Tidak berjanji, namun Insya’ Allah akan membantu mencarikan apa yang diinginkannya. Tapi kemana saya harus mencari. Bukankah kaum lelaki juga menginginkan yang terbaik untuk mereka.
Namun sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi, apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi.
DIA juga yang menentukan arti hidup dan makna hidup serta hakikat seseorang. Semoga semua perkataan wanita itu merupakan bukti Pertaubatan Seorang hamba. Semoga Allah mendengar Taubatnya dan mengabulkan permintaannya. Amien.
.
BAGAIMANA MENURUT PEMBACA…??? Plis dikomentari
.
Salam ukhuwah ELHA

Baca Selengkapnya......