Kamis, 28 Januari 2010

INDONESIA ‘MENJAJAH’ AMERIKA….(Bag 1)

INDONESIA ‘MENJAJAH’ AMERIKA….(Bag 1)

By elha – 28.01.2010

“Ah..Amerika lagie…” mungkin demikian gerutuan mereka yang agak ‘emoh’ dengan Amerika….

Dalam berbagai forum resmi, diskusi, seminar, workshop, obrolan warung kopi, hingga ruang kelas taman kanak-kanak, demam dan superioritas Amerika Serikat selalu menggeliat. Seolah merupakan suatu kebanggaan bila bisa menjadi bagian dari Negara adidaya tsb. Yang agak meresahkan adalah menjadikan Amerika sebagai ‘kiblat’ dalam (hampir) setiap permasalahan.

“Gue khan belinya di Amerika….”

“Nanti deh abis kami pulang dari Amerika….”

“Gue disuruh Bokap kuliah di Amrik….”

Dan seabrek ucapan kebanggaan mencicipi American Minded. Tidak salah memang. Tapi apakah harus demikian. Bukankah Indonesia juga menjadi ‘kiblat’ dunia dalam budaya, toleransi beragama, demokrasi Negara berkembang, home industry dan kejuaraan kimia, fisika & matematika.

Kita bisa saksikan banyak bule belajar Gamelan di Jogja. Baik Bule Ina, Bule Wati ataupun Bule beneran. So, kita juga hampir setiap kejuaraan menyabet gelar world champions dibidang Mathematika, Sains, Bilogi, Kimia dan Fisika...Hebat khan...

Eksplorasi kebesaran dan adikuasa Amerika selama ini diblow-up oleh media, PBB dan Industri film Hollywood. Misalnya bagaimana kerugian besar Amerika di Vietnam dijungkirbalikkan dalam film-film Hollywood, hingga teropnini bahwa mereka tak (pernah) terkalahkan. Di Afghanistan Amerika adalah `Hero`. Benarkah...?

Nah karena kita sulit bersaing di Media dan forum PBB dengan Amerika, kita dapat mencoba masuk melalui Industri Perfilman. Setidaknya membangun spirit nasionalime dengan media Film. Sebagai awal kita bisa berinnovasi dengan mensearching Film-film Hollywood yang menjadi Box Office dan meng-artikulasikan dengan Film Khas Indonesia. Selain mempromosikan negeri Pertiwi, juga menstigma dunia bahwa Indonesia juga merupakan Negara kuat, super power dan Adikuasa. Setidak melalui Film.

Bukankah selain Rika, kita juga punya banyak Rini, Rina dan Rita…sehingga bukan Cuma Amerika yang kita punya, tapi juga Amerini, Amerina dan Amerita… boleh donk kita ikutan merajai dunia dengan Film kita...atau bahkan kita jajah Hollywood.

Nah, ini adalah daftar Film-film Indonesia yang akan menguasai Dunia, dengan berinnovasi dari Hollywood (data kiriman email dari rekans kantor, Dien Ajeng K):

• Enemy at the Gates - Musuhe Wis Tekan Gapuro
• Die Another Day - Modare Ojo Saiki
• Die Hard - Gak ono mate'e
• Die Hard II - Matine Angel Tenan
• Die Hard III With A Vengeance - Kowe Kok Ra Mate-Mate To ?
• Die Hard IV (Die) - Jan Tenanan, Arep Mati Kok Angel Tenan
• Bad Boys - Bocah-Bocah Elek
• Man of Fire - Wong Lanang Kesumuken
• No Way Back - Ora Iso Mulih ( kesasar to? )
• Red Eye - Matane Abang ( klilipan opo? )
• Casino Royale - Togel Akeh Duite
• The Hoax - Ngapusi
• Harry Potter - Harry Dodol Pot
• Lost in Space - Ilang Neng Awang-awang
• Cheaper by the Dozen - Tuku Selusin Luwih Murah
• Paycheck - Kasbon
• Independence Day - Pitulasan
• There is Something About Marry - Meri Ono Apa-Apane
• Silence of the Lamb - Wedhuse Mutung
• Planet of the Apes - Planete Wong Apes
• Gone in Sixty Second - Minggat Sakcepete
• The Abyss - Entek-Entekan
• Deja Vu - Pangling
• Terminator - Terminal Montor
• Lord Of The Ring - Pedagang Akik
• Deep Impact - Ngantem Njero
• Million Dollar Baby - Babi Regone Sayuto
• Blackhawk Down - Manuk Ireng Kenek Bedhil
• Saving Private Ryan - Ngelesi Privat Mas Ryan ( pancene goblog tenan opo? )
• Gone With The Wind - Wes Ewes Ewes, Bablas Angine
• Because I Said So - Dikandani Kok Ngeyel Temen Sih

slm cinta-slm ukhuwah

elha-KLINIK CINTA

www.kompasiana.com/elhafals




Baca Selengkapnya......

Rabu, 27 Januari 2010

BAGAIMANA BAHAGIA MENURUT ANDA...??

BAGAIMANA BAHAGIA MENURUT ANDA...??

By elha – pengasuh KLINIK CINTA

“Apa yang membuat Anda Bahagia…?” tanya seorang trainer dalam satu pelatihan di Jakarta Islamic Center (JIC) tahun 2007

Peserta terdiam. Tiada suara. Hening.

“Kalau saya bahagia ketika melihat saldo tabungan bertambah. Diambil kok nambah....” jelas trainer tadi disambur grrrrrr hadirin.

“Ayo, ungkapkan lima peristiwa yang membuat Anda bahagia....!”

Peserta kemudian semangat untuk menuangkan apa yang ada dipikirannya. Apa yang tersembunyi dibalik perasaannya. Suasana mulai gaduh. Riuh rendah suara orang berdiskusi, suara tawa, canda, hingga suara gesekan kursi dan sobekan kerta....

Mungkin ada yang menuliskan makna cinta sebagai peristiwa bahagia. Mungkin ada yang menyebut gaji, pangkat, keluarga, harta, warisan, membeli sesuatu, pokoke banyaklah. Bukan tidak mungkin hubungan suami isteri disebut sebagai unsur kebahagiaan. Setiap orang tentu saja memiliki batas tersendiri dalam menentukan wilayah demarkasi kebahagiannya.

Secara bahasa definisi bahagia pada saat kita mendapatkan atau mencapainya, dan itu dikatakan sebagai sukses (www.wikimu.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan)

Entah kenapa kalau aku merasa bahagia bila menitikkan air mata dikala sujud, merendahkan diri ke haribaan-Nya....ringan sekali rasanya hidup ini, ketika kita menyandingkan diri kita pada-Nya.

Melihat Orang tuaku senang dan tersenyum melihat kedatanganku. Orang tuaku senyum mendapatkan apa yang diinginkan....orang tuaku senyum melihat anak dan cucunya....duh, rasanya hati ini senut-senutan....tak terbayangkan euy...bahagiaaaa banget...sampe kadang aku ga sadar klo ada air mengalir dari mataku melewati pipi. I Love U Mom, I Love U Pap (alm)...

Selain itu aku menuliskan pula rasa bahagia muncul ketika anak-anakku datang dan mengeliat & bergelendotan..(hehehehe...apa ya bahasa Indonesiany)...di kedua pundakku, sambil tertawa riang. Saat melihat isteriku gembira dan memelukku...duh,...indah sekali hidup ini....

Bahagia itu datang manakala anak-anak yatim datang dan berdoa untuk kebaikan kami. Oh, andai kata Allah memberikan amanah yang lebih lagi....ingin menjadikan mereka sebagai bagian dari keluarga kami...memenuhi sendi & ruang rumah kami...memberikan kami nuansa tawa dan canda mereka.....Yaa Allah kabulkanlah permohonan kami. Amien

Kebahagian semakin terasa bila masih ada orang yang mau memberikan ’dapurnya’ kepada kami. Mempercayakan problematika mereka untuk didiskusikan dan musyawarahkan....

Bagaimana wujud bahagia menurut Rekans pembaca...???

Silakan, semua bebas, semua benar & semua sangat sah, karena setiap orang memiliki cita rasa yang berbeda. Yang nilainya tidak bisa dibandingkan dengan orang lain

Catatan : Mhn maaf klo redaksi dialog & suasa pelatihan di JIC sudah elha modifikasi, karena sudah terlalu lama & tidak ingat detailnya.

Salam cinta – salam ukhuwah

--elha/KLINIK CINTA—

www.jangankedip.blogspot.com

Baca Selengkapnya......

Selasa, 26 Januari 2010

MENCEGAH PEMERKOSAAN...

MENCEGAH PEMERKOSAAN...
By elha 27.01.2010

Bagaimana menghindari Pemerkosaan yg demikian Marak….? Ini dia Tips-nya....

---oooOooo---

”Bi, kenapa ya banyak orang yang suka memperkosa....?” tanya seorang wanita tulen kepadaku

”..hmmmm”

”Abi elha punya tips nya gak supaya wanita bisa menghindar dari pemerkosaan...?”

”Emang siapa yang diperkosa...n ame siape...?”

”Yaa, macem-macem seeh. Ada cewek yang diperkosa ama pacarnya...ada juga yang ame tetangganya..pokoknya banyak deh Bi...”

”Ah itu sih gampang, suruh aja si cewek itu Nikah..abis perkara. Klo ada yang berani godain, berarti dia udah melanggar rumah tangga orang. Sanksinya berat....”

”..klo yang belum mau nikah...n masih mudah Bi...?”

”Yaa..okelah kalo begitu...tapi rahasia ya...n jangan takut salah, dan jangan malu...ini demi keselamatan diri loch...”

”Ocre bi....abi baek banget deh...”

Tips untuk menghindari Pemerkosaan

Bila ada seseorang, atau sekelompok orang yang datang dan ijin untuk memperkosamu, maka....bla..bla..bla :

  1. Bilang aja kamu sedang haid, menstruasi atau datang bulan...beres...
  2. Atau, klo dia/mereka masih memaksa juga, ambil jurus kedua...katakan bahwa kamu sudah kebelet mo pipis atau BAB
  3. Ehhhh...si pemerkosa bilang akan menunggu...ya sudah, ambil jurus ketiga, bilang aja sebenarnya klo kamu baru aja ganti kelamin...heheheh..dan sebentar lagi mo praktek di TL atawa Blok M...
  4. Bila ternyata sipemerkosa juga AC/DC....nah keluarin deh jurus keempat, ...tersenyum dan tertawa terus menerus tanpa henti....hingga dia mengira kamu sudah...ehmmm ehmmm
  5. Seandainya belum mempan, terpaksa kamu bilang pasrah,. Dan suruh dia membuka bajunya...lalu tarik kencang bulu dadanya.....bila perlu hingga berdarah...
  6. Kalau, sipemerkosa menikmati adegan tersebut....ambil jurus selanjutnya....hehehehe..suruh dia memperlihatkan burungnya...lalu gigitlah dengan keras....bila perlu sampai ada yang terluka
  7. Jika si pemerkosa melakukan perlawanan dan mencoba mencium-mu...nah pura-puralah menikmati, lalu gigit juga lidahnya dengan kencang..hehehehehehe
  8. Nah, klo dia belum kapok juga....bilang aja terus terang klo kamu suka dengan sejenis..hehehehehe
  9. Oh ya...si pemerkosa kan AC/DC.....jadi harus terus terang klo kamu baru aja hamil....
  10. atau...ini yang lebih seru....bilang kalo kamu baru aja terjangkit HIV/AIDS....

Rekans, percayalah, semua ini bukan untuk menakuti, namun untuk menjaga keselamatan diri kita semua...

Tapi yang terpenting sesungguhnya adalah, bergaullah dengan orang baik, dan berjalanlah dengan kebenaran. Insya Allah semua Yang Maha Kuasa akan menjaga & memelihara kesuciandiri kita.

Salam ukhuwah

--ellha/KLINIK CINTA—

www.jangankedip.blogspot.com


Baca Selengkapnya......

Kamis, 14 Januari 2010

IBUKU BUKAN PELACUR

“Kasih Ibu, kepada beta…huk..huk..tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali…huk..huk…bagai sang surya menyinari dunia….” Air mata Surya mengalir deras membasahi pipinya…..tangan kanannya memeluk erat sang Bunda….sementara tangan kirinya menopang beban dirinya, serta ibunya yang tertidur pulas….

—oooOooo—

Bersama Ibunda

Di malam tahun baru 2007 acara tersebut. Mereka mengevaluasi diri dengan jernih dan tulus. Betapa banyak kesalahan, kekhilafan dan kekeliruan selama tahun 2006 dan tahun-tahun sebelumnya. Kesalahan, kekhilafan dan kekeliruan dalam bekerja, bertetangga, berkeluarga dan beribadah.

Hysteria massa bergema ketika pemimpin acara menyebutkan perilaku doa manusia kepada Allah, berbuat maksiat, pelacuran, berdusta, durhaka terhadap orang tua, menelantarkan orang tua, dll. Air mata mengalir membasahi pipi….bahkan sebagian diantara mereka ada yang tak sanggup menahan tangis dan jatuh pingsan. zikir bersama - sumber : http://www.sman1-trk.com

doa bersama

(sumber : goole - http://www.sman1-trk.com/berita/doa-bersama.JPG)

Setelah acara selesai, Surya menghampiri ibunya, mencium tangannya dan bersimpuh. Air mata Surya terurai. Dengan lembut dan penuh kasih sayang Bu Indah menarik Surya dalam pelukan hangatnya. Lalu membaringkan tubuh Surya dalam pangkuannya….Sambil membelai rambut anaknya, Bu Indah berkata,

“Nak, nanti kalau sudah di Jakarta, belajar yang rajin ya. Biar jadi anak yang pinter, ….bisa jadi ‘orang’. Jangan kayak Ibu, cuman dagang kue buat ngidupin kamu, sekolah kamu, adik kamu-Yana…”

“Iyya Bu….tapi Surya lebih seneng di sini aja Bu. Bisa bantuin Ibu dagang kue…” jawab Surya

“…..Surya,…..kamu teh dapet beasiswa dari sekolah. Kapan lagi kamu bisa kuliah…..kamu tahu berapa berapa hadil dagangan kita….” Tambah Ibunya dengan logat sundanya yang kental

“…Tapi Bu…..”

“…sudahlah Anakku,..kamu gak usah mikirin Ibu. Ibu masih bisa kok dagang sendirian. Lagian kalau kamu ambil beasiswa itu, beban Ibu jadi lebih enteng. Ibu tinggal mikirin sekolahnya Yana….”

“…Bu,…. Surya….”

“…Surya, Ibu seneng kamu perhatian sama Ibu. Berbakti sama Ibu….tapi Ibu lebih bangga kalau kamu jadi sarjana. Bisa ngangkat keluarga. Bisa bantu adik kamu….” Sambung Bu Indah, seolah tidak memberikan kesempatan Surya untuk bicara.

(ilustrasi : search on google)

Surya terdiam. Termenung. Hatinya galau memikirkan keluarganya, Ibu dan adiknya. Dia memejamkan mata, menahan air mata yang kembali akan keluar.

Terbayang nostalgia bersama adiknya Yana yang masih duduk dibangku SMP. Mereka membawa kue menuju desa tetangga. Menyebrangi sungai melalui titian jembatan bambu kecil. Berpegangan tangan saling membantu dan bekerja sama.

Satu ketika, Yana terperosok ke dalam lubang jembatan, persis di tengah sungai yang mengalir deras akibat hujan lebat malam harinya. Yana berteriak keras meminta bantuan Surya. Wajahnya dikerutkan menahan sakit di kakinya yang terhimpit di selah-selah bambu. Surya segera menolong adiknya. Tak dihiraukan sebagian kue buatan Ibunya yang terbuang ke sungai. Hanya satu yang terbetik dalam hatinya, adiknya harus selamat, keluar dari himpitan bambu jembatan. Surya mengerti kerugian besar yang diderita Ibunya, karena banyak kue yang terbuang kedalam sungai, tapi ia juga yakin jika Ibunya akan mengerti kondisi mereka.

Surya masih ingat teriakan Yana saat itu, “A’aaaaaaaaaaaa…..Aaaaaaaa…tolong Aaaa….”

Surya juga ingat seraut wajah yang meringis menahan tangis ketika patahan bamboo menghimpit pangkal pahanya, dan sebagian kakinya sudah masuk dalam aliran sungai yang mengalir deras.

Air mata Surya berhasil menembus kelopak matanya. Bulirannya mengalir menghiasi wajahnya yang masih termenung.

“…Surya….Sur…..” suara itu menyadarkannya dari lamunan

“….Surya,…kamu tidak mendengarkan omongan Ibu ya….?”

“….eh..ah…ng, denger kok Bu,….Ibu minta Surya tetep ke Jakarta kan ngambil beasiswa itu….”

“..Ach, kamu…dari tadi Ibu ngomongin hubungan kamu sama Santi, anak Pak Haji Amir….”

“….hah…” Surya tersentak

Pikirannya melayang ke wajah Santi yang manies. Putih, rambut ikal terurai sedikit dibawah bahu dan berlesung pipit kecil di pipi kirinya. Surya tersenyum.

“….Hayyo, kamu ngelamun apa lagi Surya….”

—oooOooo—

Innovasi Ketua BEM Baroe

Jakarta, medio 2009

Seorang mahasiswi memperhatikan dengan seksama sambutan pembukaan ’Orientasi Mahasiswa Baru’ (OMB) yang disampaikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Tak ada satupun yang terlewatkan. Setiap kata, kalimat bahkan batuknya sang pembicara terekam dalam memorinya….

Bila Ketua BEM itu tersenyum, ia ikut senyum. Jika si pembicara bertanya retoris, ia dengan reflaks menjawabnya, meski dengan suara datar dan perlahan.

Kemudian membahana suara tepuk tangan mengiringi akhir dari sambutan sang Ketua Senat. Sesekali terdengar suara siulan dari kursi bagian belakang. Ssuiiiitt…suiiiiiiittttt

”kamu memang bintang. Wajar bila siuan selalu muncul ketika kamu berbicara..” gumam mahasiswi tadi, lalu ia menghela nafas panjang.

”..akankah aku bisa menjadi milikmu..?”

Tak lama kemudian, palu diketok tiga kali oleh Rektor, yang diikuti oleh gemuruh tepuk tangan tanda diresmikannya pelaksanaan (pembukaan) Orientasi Mahasiswa Baru, dengan metode intelektual. OMB Gaya Baru saat itu, dimana kontak phisik antara ’Senior’ dan ’Junior’ ditiadakan, dan digantikan dengan metode lain yang lebih mendidik, mendekatkan mahasiswa baru dengan dunia kampus serta penghargaan terhadap mahasiswa ’senior’ dengan cara yang lebih elegan, akademis dan tetap mempertaikan rambu-rambu pendidikan dan etika.

”Hidup Ketua BEM baru….” teriak seroang Mahasiswi

“…Sssuuuiiiit..suuuiiiiit…”

Ungkapan Seorang Mahasiswi

Tepat jam 8 malam, ba’da Isya, Surya keluar dari kamar kostnya. Rasa lapar membuatnya tergerak menuju rumah makan Bu Min, yang biasa menjadi tempat mangkal mahasiswa.

”Mah,…soto ayam,…gak pake kol ya..”

”Yupz..” jawab Bu Min, yang biasa dipanggil ’Mamah’, dengan gayanya yang ’gaul’

”..Loch tumben sendirian….mane yang laen, Sur?” tanya Bu Min, dengan logat betawinya yang kental

”……”

”Sur,.. Riana ada di pojok tuh. Dah dari tadi nungguin loe” kata Bu Min setengah berbisik, dengan mulutnya yang diarahkan ke sudut kiri warung makan itu

Surya menoleh ke arah yang dibisikan Bu Min. Dia melihat seraut wajah maniez tengah termenung. Tatapannya kosong. Sebuah piring berisi beberapa potong ‘gorengan’ tergeletak tak berdaya dibiarkan begitu saja. Hanya sesekali tangannya terlihat mengaduk teh manis hangat yang ada didepannya.

Surya segera menghampiri gadis itu.

“ Hello non…boleh ai duduk disini…?” tanya Surya

Sebelum gadis itu menjawab Surya sudah medudukkan ‘pantatnya’ diatas kursi makan tepat di depan Riana. Gadis itu tersenyum. Kemudian menunduk kembali

“Kenapa Ri,…ada apa?” tanya Surya lagi

Riana tidak segera menjawab. Dia membetulkan duduknya. Kemudian menarik nafas panjang, dan menghirup teh manies hangat.

”Ri, katanya kami mo nganggap aku kakak..ayyo dong cerita klo kamu ada masalah”

Riana kembali menarik nafas panjang

”Sur, selamet ya. Kamu memang layak jadi bintang”

”Loch…loch, ditanye ape jawabnye ape….mang ade ape nooon?”

Riana kembali terdiam, dia hanya menyobakkan utaian rambutnya yang turun menutupi wajahnya. Kemudian suasana menjadi sunyi. Sesekali terdengar suara adukan teh manies di gelas milik Riana.

”Sur,…!!” serua Riana

”Yess…” jawab Surya setengah bercanda

”Aku serius neeh…!!”

”Ya udah, .. kenapa..??”

”Kalo Dian dan Rengganis itu dah jadian ya ma kamu..? enak ya, punya dua pacar sekaligus..”

“Eh, eh, ade ape lagie neeh. Kok tahu-tahu ngomongin Dian n Rengganis..jadi curige neeh…”

“Udeh deh, jangan pake logat betawie yang dipaksain…” jawab Riana ketus

”hehehehe…kamu aja ngikutin aye….pegimane…”jawab surya penuh canda

”…hahahahhahahaha…” mereka tertawa bersama

”Sur, sejak kamu masuk Kampus ini, mang harus diakui klo banyak perubahan. Kegiatan sosial marak. OMB dah berubah. Kamu hebat Sur…”

Surya masih terdiam. Ia mereka-reka arah pembicaraan Riana, Mahasiswi semester akhir, dua tingkat diatas Surya

”..kamu mang layak jadi bintang. Tadi aku perhatiin, waktu kamu kasih sambutan pembukaan OMB, banyak siulan. Banyak juga mahasiswi yang curi-curi pandang…” jelas Riana lagi

”Maksud kamu…?” tanya Surya mulai serius

Riana tak langsung menjawab. Dia kembali menarik nafas panjang.

”..Yaaa, kamu memang menjadi incaran banyak cewek. Aku tahu. Kamu juga deket banget ma Dian dan Rengganis…..banyak yang bilang kamu dah jadian ma mereka…”

”..Oooh itu toh intinya…”

”Bukan cuman itu. Kabarnya juga kamu mau membuat wadah khusus bagi mahasiswa baru agar mereka gak ketinggalan mata kuliah kayak senior-seniornya…”

Surya mengangguk-anggukan kepalanya, ”Mang salah ya….?”

”yaa…salah seeh enggak, cuman….” Riana kembali menghela nafas

“Cuman, itu semakin merenggangkan jarak kamu ma kita-kita…”

“Aduuuh, Riana, kamu kok ampe sejauh itu seeh. Buktinya kita masih bisa makan bareng…lagian, kita khan dah sepakat klo kita kudu bikin sesuatu supaya gak ada lagi yang ketinggalan mata kuliah. Khan kamu juga ikut waktu rapat BEM minggu lalu..”

Riana terdiam. Surya juga terdiam. Suasana sunyi sejenak.

“Sur….” Riana memecah keheningan

“Papaku minta aku nerusin kulian di Aussie. Katanya mumpung Papa lagie mampu dan belum pensiun. Lagi pula, kakak sepupuku juga disana”

Surya tersentak kaget. Aussie, negeri yang terletak ribuan km sebelah selatan Indonesia. Wajahnya mulai terlihat memucat. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Entah pikiran apa.

“Sur…?”

“eh..iyya…ada apa…” jawab SUrya agak gugup

“Klo kamu dah lupus nanti, kamu mo kemana…?”

Surya tersenyum kecut…”Ri, aku masih dua tahun lagi. Masih lama….”

”Sur, menurut kamu gimana…apa aku ngikutin omongin Papa ato gimana…?”

Surya terdiam. Dalam hatinya dia merasakan sesuatu yang bergetar. Ada perasaan lain ketika Riana mengungkapkan bahwa dia akan ke Aussie. Ada perasaan tidak rela. Tidak sependapat dan ingin menghalangi. Namun niat itu diurungkannya, mengingat dia belum tahu apa yang ada dihati gadis itu.

”Sur,…” Riana, tidak meneruskan kata-katanya. Dia menyisir pandangan ke seluruh sudut di rumah makan Bu Min.

”Sur, harus kuakui kalau aku memendam rasa padamu…” sambung Riana dengan suara agak berat dan parau, kemudian menunduk dan menghela nafas panjang

Surya masih terdiam. Pergulatan dihatinya demikian hebat. Banyak kata, kalimat dan ungkapan-ungkapan yang ingin dikeluarkannya. Namun tak kuasa

Selain itu ia juga tersentak dan kaget menerima ’todongan’ dari Riana yang demikian berani mengungapkan perasaannya.

”Aku memang terlalu naif ngomong kayak gitu….” jelas Riana lagi

”Namun karena semalam Papa nyuruh aku nerusin kuliah di Aussie, aku kepikiran kamu, Sur…lagi pula, aku dah mo lulus. Tinggal Sidang Skripsi aja…” Riana kemudian ’membuang’ wajahnya kebelakang, menutupi rasa malunya.

Kali ini Surya yang menarik nafas panjang. Dia masih terpikir Santi, gadis di desanya. Namun berita pernikahan Santi dengan seorang pria asal Bandung beberapa bulan lalu menguburkan pikiran itu.

”Ri, ….” Surya kembali menarik nafas. Menunda kalimat lanjutannya

”…Ri, aku…aku….eh..eng, aku juga ada rasa sama kamu. Tapi aku…tapi aku…”

Belum sempat Surya meneruskan kalimatnya, Riana segera memeluknya. Melampiaskan emosi. Dibiarkan air matanya mengalir membasahi pipinya. Matanya dipejamkan erat, seolah memeras air matanya agar semakin banyak lagi yang keluar

”Terima kasih Sur..terima kasih…”

”Aku akan bicara ma Papa, kalau aku gak mau ke Aussie. Aku mau langsung kerja di Jakarta aja…biarbisa tetep ketemu sama kamu Sur…”

—oooOooo—

Menemui Ibunda tercinta

Liburan Semester ini dimanfaatkan Surya untuk pulang kekampungnya, di selatan Bandung. Kali ini ia membawa Riana sebagai teman perjalanan yang akan diperkenalkannya kepada orang tuanya.

”Sur, bener neeh kamu siap ngenalin aku ma Ibu kamu….?”

”heheehe…kamu yang harus siap-siap Ri….soalnya kamu akan menemukan Surya yang sebenarnya. Anak kampung yang kebetulan dapat beasiswa kuliah di Jakarta…“

”hahahaha….aku dah jenuh Sur, ngeliat suasana keangkuhan kota. Lagian kamu kan anak kuliahan…hahahaha….kayak film si Doel gitu..hahahahah“

Mereka tertawa riang dalam perjalanan pulang kampung dengan menggunakan mobil sedan silver metalik pemberian Papa Riana

Semakin dekat dengan desa tempat tinggal Surya, suasana sejuk dan hijau semakin tampak dan terasa. Kaca mobil diturunkan agar nuansa alam dapat mereka rasakan. Gemericik air mulai terdengar. Suara-suara burung juga tak mau ketinggalan. Beberapa orang penduduk yang papasan dijalan menganggukkan kepala dengan ramah, seolah sudah saling mengenal. Budaya desa yang masih alami.

pohon-sakura-di-sungai

(sumber : (alam desa - sumber : http://www.nusantara-news.com) )nusantara-news.com

”Kita sudah hampir sampai Ri,..siap-siap ya bertemu camer..hehehehe”

Riana mencubit pelan pinggang Surya, membuat Surya sedikit melnggokkan badannya…“hei..hei…jangan maen cubitan donk“

”haa..ahahahaha…“

”hehehehehehe”

Perjalanan yang menyenangkan. Penuh tawa, penuh canda dan riang nyanyian.

Tiba disebuah komplek pemukiman….

”Gedubrakkk……“

Riana dan Surya terkejut. Seorang Ibu jatuh tersungkur di teras sebuah rumah mewah, disertai bantingan pintu yang tak kalah kerasnya. Mereka menghentikan laju mobilnya.

”Dasar wanita murahan….Pergi dari sini….!!” bentak seorang pria setengah baya

”Sur, bener neeh kamu siap ngenalin aku ma Ibu kamu….?”

”Maaf Tuan…huk..huk…jangan usir saya…“ jawab Ibu tersebut sambil memegang kaki kanan pria setengah baya itu

”Pergi kataku….pergiiii….“ bentak lelaki itu dengan mengentakkan kaki kanannya dan menunjuk ke arah jalan

”Jangan tuan…jangan…nanti anak saya dimana tuan,..huk..huk.. ”

”Apa kamu bilang..? anak kamu….? itu urusan kamu, perempuan …..(cencored).. ”

”Tuan….maafin saya Tuan, ,,,,saya siap melayani tuan…….“

”Sudah sana, saya sudah mendapatkan yang lain …..“

“Tuan…huk..huk“ tangan wanita itu masih memegang erat kaki lelaki, yang menjadi pemilik rumah mewah tsb

“Semalam kamu berani menolak saya, setelah banyak uang saya keluar buat anakmu…sekarang Pergiii…“ Lelaki itu menarik tangan wanita itu dan mendorongnya keluar dari rumah

“Gubrakkkkk… “ wanita itu kembali jatuh tersungkur

Riana dan Surya memperhatikan dengan seksama. Wajah wanita itu penuh guratan berwarna merah dan biru lebam seperti bekas benturan dan pukulan tangan. Wajahnya masih terlihat cantik alami, meskipun usianya sudah diatas kepala empat. Kulitnya juga masih tampak halus, khas wanita desa.

Sementara lelaki pemilik rumah mewah itu masih berdiri tegak dan berkacak pinggang seolah memperlihatkan kekuasaannya.

“Aku sudah tidak butuh kamu lagi….“ teriak lelaki setengah tua itu

Wanita tadi mengangkat sedikit wajahnya. terlihat aliran darah segar dari bibirnya. Dorongan lelaki itu membuat ia tersungkur dan wajahnya membentur jalan. Darah terus mengalir ke dagunya.(ilustrasi Kekerasan - sumber : http://www.wartakota.co.id/)

(sumber : http://www.wartakota.co.id/upload/photo/2009/10/16)

Beberapa orang yang lalu lalang tidak ada yang berani melerai. Mereka menganggapnya sebagai ’keributan’ keluarga.

Ketika wanita korban KDRT itu menyibakkan rambutnya,………….

”Ibuuuuuuuuu………..Ibuuuuuuuuuuu” terdengar teriakan keras melengking dari pinggir jalan

”Ibuuuuuuuuuuuuuu………………” seorang anak muda berlari kearah wanita yang masih dalam kondisi lemah itu

”Ibu….huk,…huk….apa yang terjadi Bu…?”

Anak muda tadi lalu memangku kepala wanita itu. Mengusap lembut rambutnya. Mulutnya sesegukan tak kuasa melihat kondisi Ibunya. Air matanya mengalir, ikut merasakan sakit yang di derita Ibunya.

“Hai…siapa kamu…?“ bentak si pemilik rumah mewah itu

Anak muda itu tetap memangku kepala Ibunya yang masih lemah. Di usapnya darah segar yang masih mengalir dari bibirnya.

”Ibuu….”

”Hai, anak muda….siapa kamu, berani ikut campur urusanku…?” bentak sipemilik rumah dengan suara yang lebih keras

Anak muda itu bangkit perlahan setelah menurunkan kepala Ibunya. Anak muda itu menggeleng. Dia sangat geram, tangannya terkepal. Deretan girinya terlihat menyeringai saling beradu….perlahan namun pasti dia mendekati lelaki paru baya itu

”Bapak tua…wanita ini adalah Ibuku…setiap orang yang menyakitinya akan berusuan dengaku…..” jawab anak muda tadi

Tersentak dan terkejut. Lelaki tua itu melangkah mundur. Namun langkahnya terhenti ketika kakinya menyentuh pintu rumah.

”Mau kabur kemana kau Pak Tua…..?” anak muda itu terus memburunya

Ditengah kebingungan dan ketakutan, lelaki tua pemilik rumah itu berujar

”..Oh kamu Surya, anak wanita tua murahan itu,,,,,,anak gak tahu diri. Kuliah kamu dan hidup kamu aku yang tanggung selama ini…anak gak tahu terima kasih..”

Surya berhenti melangkah demi mendengar penuturannya.

”..hahaha…kamu terkejut kalau uang yang selama ini dikirimkan oleh Ibumu adalah uangku…..kamu tidak tahu kalau hidup keluargamu aku yang menanggung” teriak lelali itu lantang.

Surya bergeming. Diam seribu bahasa. Tak tahu apa yang harus diperbuat.

“Surya, asal kamu tahu, wanita murahan itu mencuri uangku…dia selalu meminta imbalan uang untuk dikirimkan ke Jakarta, setiap aku ‘menidurinya’……chuiiih” jelas lelaki itu sambil menyemburkan ludah kearahnya.

Surya menarik nafas panjang. Tangannya kembali terkepal. Kepalanya pening. Hatinya bergejolak…..dia ’meniduri’ Ibunya…dia memberi Ibunya imbalan uang untuk dikirim kepadanya…jadi..jadi…..Ibunya…..jadi selama ini uang yang dipakainya untuk biaya hidup di Jakarta berasal dari……

”Bukkk…..”

Terdengar suara pukulan yang keras. Orang – orang terperangah. Tangan kanan Surya beradu dengan telapak tangan kirinya. Menahan marah yang sangat. Beberapa orang yang sejak tadi ikut berkerumun menyaksikan adegan itu berusaha melerai….memegangi tangan Surya yang sudah bergetar sekujur tubuhnya menahan amarah. Giginya gemeretak beradu atas dan bawah. Tangannya terus terkepal. Meronta berusaha melepaskan diri dari pegangan orangan-orang.

”Pak Tua, tidak ada satupun orang yang punya hak untuk menyakiti orang lain. Meskipun engkau telah banyak memberikan uang kepada Ibuku, namun kelakuanmu lebih buruk dari makhluk berkaki empat……” seru Surya

”Dasar anak sialan…”teriak lelaki tua itu, dengan kedua tangannya berjaga-jaga menutupi wajahnya.

”Perkataanmu sejak tadi menunjukkan bahwa engkau bukanlah makhluk beradab. Hanya syaithon yang selalu berkata dengan kemarahan dan keangkuhan….” seru Surya lagi.

”Bahkan engkau jauh lebih rendah dari seekor bintang ternak. Memeras ’hati’ orang lain, memanfaatkan orang lain untuk memuaskan nafsu bejatmu, dan membuangnya ketika kau merasa dia tak berguna lagi…..lalu kau mencari mangsa baru…apa bedanya kau dengan ’belis’ laknatullah….” seru Surya dengan mulut mencibir

Orang tua tadi tediam. Terperangah. Tak menyangka Surya, anak dari Bu Indah yang baru saja ia aniaya bisa berkata seperti itu. Tatanan kata dan susunan kalimat yang hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki pengetahuan dan adab yang tinggi. Berfikir demikian, pemilik rumah itu semakin takut dan berusaha menyembunyikan wajahnya dari tatapan banyak orang. Apalagi Riana sejak awal merekam semua kejadian dengan kamera miliknya.

Surya berdiri tegak, seolah menandakan sebuah kemenangan besar. Orang-orang yang sejak tadi mengelilingi juga sudah melepaskan pegangan tangannya. Mereka membenarkan apa yang telah diucapkan oleh Surya. Mereka juga menyadari betapa selama ini begitu takut terhadap orang tua itu, hanya karena banyak dari mereka yang ’mengais’ rejeki darinya…meski dengan pengorbanan anak dan atau isterinya.

”Pak Tua, aku tidak akan membiarkan kelakuan bejatmu mengotori kampungku. Aku yakin kaupun telah ’terusir’ dari kampungmu. Aku juga yakin masyarakan tidak akan menerimamu lagi…..” tambah Surya

”Betulll…betuuullllll…….” teriak yang lain serempak

”Pak Tua….derita Ibuku harus kau balas dengan hukuman……….” Surya tak mampu meneruskan kata-katany….ketika terdengar suara….”…eeehhhhhhh….”

”Suryaaa……..” lirih suara itu pelan

”Suuurrrr….” suara itu kembali terdengar….perlahan

Surya membalikkan badannya. Segera ia berlari cepat ketika melihat Ibunya memanggil dengan suara parau. Tangan kanannya melambai lemah. Rambutnya tergerai menutupi sebagian besar wajahnya. Sementara tangan kirinya berusaha menopang tubuhnya yang terlihat sangat lemah. Kakinya terselonjor yang memperlihatkan sebagian bekas luka penganiayaan.

”Suuurrrrrr……”

Surya memapah tubuh Ibunya dalam pangkuan. Orang-orang mulai mengerubungi. Mereka iba. Empati. Berusaha untuk mengerti perasan dan bathin yang dialami Surya dan Ibunya. Penyesalan, mengapa selama ini membiarkan anak dan isteri mereka larut dalam kemaksiatan si Bapak tua itu. Beberapa diantara mereka memalingkan wajah tak kuasa melihat luka dan penderitaan Bu Indah. Hati mereka seolah ikut merasakan pahit dan getir. Suasana hening. Masing-masing larut dalam pikiriannya.

(keadaan tsb dimanfaatkan oleh Pak tua pemilik rumah untuk segera masuk dan mengunci pintu rapat-rapat)

”Surya….maafin….maafin Ibu nak…..” suara Bu Indah terputus-putus dan nyaris tak terdengar

”..huk….huk…” Surya mendekap semakin erat tubuh Ibunya. Membersihkan darah yang masih mengalir dari bibir Ibunya

”Surya…maafin Ibu nak…” Bu Indah kembali mengulang perkataan itu

”…huk..huk..Ibu…Bu….”

”Surya….Ibu terpaksa melakukan ini….” suara Bu Indah semakin lirih

”….huk…huk…Ibuuuu….”

”Ibu terpaksa….terpaksa….menjual harga diri….”

”Ibu….Ibu…terpa….terpaksa….demi …kuliah..kuliah kamu Nak…” suara Bu Indah semakin tak terdengar jelas

”Ibu sayang…..ka..kamu Sur….Ibu menjual…..harga….harga diri…demi ….kualiah kamu… ”

”Ibu….Ibu…..” Bu Indah tak mampu meneruskan kata-katanya. Mulutnya mengeluarkan darah segar. Kemudian tak sadarkan diri.

”Ibuuuu…..Ibuuuu…..”

Orang-orang segera membantu mengangkat tubuh Bu Indah…..

”Masukan ke mobil saya saja Pak….” seru Riana kepada orang-orang itu.

”Huk…huk….Ibuuuu….” Surya masih duduk bersimpuh di jalan

Riana dan salah seorang warga membantu Surya berdiri dan memapah.

”..Huk….huk…Ibuuuu….”

”Sur,…sudahlah….tenangkan hatimu….”

”Dia Ibu yang hebat..sayang terhadap anaknya….mau melakukan apapun untuk kebahagiaan anak….”

”…..”

”Kasih Ibu….kepada beta..tak terhingga sepanjang masa…..”

Bu Indah dibaringkan di kursi mobil bagian belakang. Tubuhnya lemah dan tak sadarkan diri. Surya termenung disamping ibunya. Berlutut dan mengusap kepala Ibunya. Sementara orang-orang mulai mendatangi pemilik rumah mewah itu.

Riana segeral melarikan mobilnya. Melaju diantara jalan desa yang tak terlalu mulus. Membiarkan Surya yang khusyu’ menemani Ibunda tercintanya. Bu Indah yang selalu berkorban untuknya. Meski dengan menggadaikan harga diri dan kehormatan. Tanda bukti cinta dan kasih sayang kepada anaknya

Air mata Surya tak henti mengalir, sebagian diantaranya jatuh di wajah Ibunya. Tangan kanannya mengusap lembut rambut Ibunya yang terurai. Tangan kirinya memegang dan menopang tubuh Ibunya agar tak terjatuh. Surya menyesali waktu yang telah berlalu. Seandainya ia tak pergi ke Jakarta, mungkin kejadian seperti ini tak akan terjadi. Yaa, seandainya ia tetap di desa menemani Ibunya, niscaya ia tidak akan menyaksikan penganiayaan yang dialami Ibunya…yyaa, seandainya…seandainya ia tidak menuruti kata Ibunya untuk mengambil beasiswa kuliah ke Jakarta, ia tentu akan tetap bahagia bersama Ibunya.

”Ibu..mengapa Ibu berbohong ama Surya, Bu….”

”Mengapa Ibu melakukan ini….mengorbankan diri demi Surya….”

Setetes air mata Surya jatuh tepat di pelupuk mata Bu Indah. Mata itu bergerak dan sedikit terbuka(kasih sayang ibu : http://kfk.kompas.com/)

(sumber : google - http://kfk.kompas.com/)

”Surya….”

”Ibuuu…” Surya segera memeluk Ibunya

”Ibu ada dimana Sur….kepala Ibu sakiiiitt…”

”Kita sedang ke rumah sakit Bu….” air mata surya kembali menertes membasahi pipinya.

Diusap lembut wajah Ibunya. Dirasakan banyak kerutan di pipinya. Tanda penuaan yang tidak pernah dirasakannya….

Dari kaca spion tengah, Riana melihat untuk kali pertama seorang Surya, Ketua BEM di kampusnya duduk bersimpuh, berurai air mata. Tanpa sadar Riana terbawa emosi jiwa. Kelopak matanya ikut basah. Hatinya tersentuh. Jiwanya ikut merasakan apa yang dialami Ibu dan anak itu.

Mobil yang dikendarai Riana masuk ke halaman RSUD, menuju ruang Unit Gawat Darurat. Beberapa orang perawat datang membawa tempat tidur dorong dan mengangkat tubuh lemah Bu Indah.

Surya dan Riana ikut mengantar Bu Indah menuju ruang perawatan. Batin meraka masih diliptu rasa duka, sedih dan ………………………….

Lamat-lamat dari kejauhan terdengar suara dua orang anak kecil bernyanyi dengan suara parau dan agak cadel…..

”..Kasih Ibu…kepada beta….”

”..tak terhingga…sepanjang masaaaa…Hanya memberi tak harap kembali……”

Suara itu kemudian lenyap tertelan desingan suara pon yang tertiup angin. Kemudian lamat-lamat terdengar kembali…

”Kasih Ibu kepada beta…tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia”

Salam ukhuwah

elha – KLINIK CINTA




Baca Selengkapnya......