Rabu, 27 Mei 2009

WASPADALAH…!! ..WASPADALAH..!!

WASPADALAH…!! ..WASPADALAH..!!

By elha – pengamat sosial pinggiran

.

“Bi, tadi ada cewek meninggal TELANJANG. Banyak polisi yang datang...” kata mbaknya menjelaskan perisitwa di tempat kami.

Adakah MOTIF POLITIK dibalik kasus ini? Adakah kaitannya dengan Pilpres 2009??

.

Seperti biasa, kami (aku dan isteri tercintaku), pulang ke rumah sekitar pk. 6 sore. Yaa, gak usah heran lah yah...soalnya kantor kami relatif tidak jauh dari tempat tinggal kami di Rawasari – Jakarta Pusat.

.

Tiba-tiba, anak bungsuku yg berusia 4 tahun berteriak...

“Abiii...aku tidur siang...Kakak gak tidur siang Bi...Kakak mah payah gak mau denger omongan orang tua...” katanya memberi informasi...hehehehe...ini baru permulaan.

“Abbiiiii...”katanya lagi dengan logat bocah yang khas, lucu dan menggemaskan

“Tadi banyak polisi......pake motor bi” katanya lagi

”Iyya, dibelakang ada yang meninggal jeh” tambah mbaknya dengan logat Crebonan yg kental

”Ada yang meninggal? Siapa ?” tanyaku

”Gak tahu..dibelakang...” jawabnya.

.

Isteriku tercinta segera menghubungi pejabat terkait. Siapa lagi kalau bukan Bu RT. Tapi sayangnya pejabat tsb tidak ada di tempat.....Wah informasi yang gelap. Motif politik apa ya?

.

Ba’da Isya, Seorang Pejabat teras mendatangiku....

”Pak Lukman. Tadi ada yang meninggal di belakang. Saya masih dikantor di panggil...” jelasnya

”Siapa yang meninggal Te...(Pak RT_pen)..?” tanyaku

”Orang kost di belakang. Saya juga gak tahu. Saya udah kasih tahu kalau ada yang mau kost di tanya identitasnya yang jelas. Gak mau denger ya udah....” tambahnya

”Wah kalo ada yang meninggal, kepala lingkungan kan di tanya polisi..”

”Iyya, terutama di pemilik rumah...”

.

Wah masih belum terjawab, motif politik di balik semua ini....ada apa ya?

“Ada yang bilang di germo lah...ada yang bilang...aaahhh..” jelas Pak RT agak kesal

“Keluarganya di kampung udah tahu Te..?“ tanya warga yang lain

“Keluarganya siapa...?“

.

Menjelang malam akhirnya kami tahu bahwa yang meninggal adalah warga baru di lingkungan RT kami. Entah siapa dia belum banyak yang tahu. Bahkan seorang Ketua RT (Pejabat teras dilingkungan RT) pun tidak mengetahuinya......

.

Motif Politik..?? kayaknya seeh gak ada. Soalnya dia bukan anggota ataupun pengurus parpol. Bagaimana kaitannya dengan Pilpres...?? Wah ini lagi. Tidak ada kaitannya....dia adalah penghuni kost yang kebetulan tidak diketahui oleh Ketua RT.

.

Biarkan aparat Kepolisian dan aparat terkait lainnya yang menangani.

Namun sebagai warga yang baik, kita memang seharusnya waspada. Waspadalah..!!

Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi bila kita tidak ikut aktif memperhatikan lingkungan kita sendiri.

.

Memang harus diberlakukan kembali tamu yang datang lebih dari 24 jam, harus lapor kepada ketua RT/RW setempat....

.

Maka, waspada...Waspadalah...!!!

.

Slm damai – slm ukhuwah

elha – pengamat sosial pinggiran

www.jangankedip.blogspot.com




2 komentar:

Anonim mengatakan...

wasapada dan hati-hati adalah sebuah keharusan

dwiki setiyawan mengatakan...

Bung Elha.

Di lingkungan tempat tinggal di Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur, saya menjadi sekretaris RT. Salah satu masalah yang acapkali muncul, berkaitan dengan tamu menginap yang tidak melapor ke pengurus RT. Kebetulan ada beberapa rumah (baik petak maupun rumah bertingkat) yang menjadi kontrakan.

Kita memang tidak tahu aktivitas sehari-hari si pengontrak. Kalau tiba-tba ada diantaranya merupakan sindikat penjahat atau teroris dan ketahuan aparat berwenang maka pengurus RT-lah yang akan kena teguran. Itu tidak seberapa. Coba seandainya sebuah kontrakan dijadikan tempat merakit bom dan meledak di tempat, bukankah perbuatan itu merugikan tetangga sebelahnya yang tidak tahu menahu?

Siang tadi baru saya terima sms dari Ketua RW. Dalam sms-nya Pak Ketua RW menulis, "Pak Dwiki, info tadi malam terjadi perbuatan mesum pengontrak bujangan di rumah (kontrakan)... Tolongpengurus RT menindaklanjutinya."

Nah lho. Padahal semalam saya memang pulang agak larut, dan tidak sempat keluar rumah. "Ada-ada saja," pikir saya.

Dalam hati saya mengatakan, "Kalau yang terjadi perkosaan disertai pembunuhan, gawat juga."

Karenanya betul Bung Elha, hidup di Jakarta walau individualistik menguat namun tengok kanan kiri lingkungan juga jangan dilupakan.