Senin, 06 April 2009

RAME – RAME ‘MEMPERMAINKAN’ GOLKAR

RAME – RAME ‘MEMPERMAINKAN’ GOLKAR

By elha – pengamat politik pinggiran

..

Dengan kata lain, Golkar telah masuk dalam permainan politik parpol lain. Konsekuensi logis yang harus di terima Golkar sebagai parpol besar. Dan sulit untuk mundur dari gelanggang permainan.

---ooOoo---

Golkar adalah kekuatan politik besar yang selalu mewarnai kehidupan demokrasi Indonesia. Sejak Orde Baru hingga Reformasi, Golkar memenangkan tujuh dari delapan pemilu. Suatu prestasi yang sulit di raih oleh parpol manapun di dunia ini. Meskipun pemilu di masa orde baru sarat dengan rekayasa, namun Golkar berhasil menanamkan beneih keberhasilan pemerintah = keberhasilan golkar kepada akar massa rumput, khususnya PNS dan penduduk pedesaan.

.

Keberhasilan meraih suara terbanyak pada pemilu 2004 adalah bukti bahwa Golkar masih dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Wajar bila prestasi ini mengundang ’rasa iri’ parpol lain. Dalam iklim politik, keinginan untuk berkuasa adalah tujuan yang ’harus’ dicapai. Termasuk menurunkan ’sang pemenang’ dari tangga juara. Maka berbagai carapun di lakukan oleh lawan – lawan politik Golkar. Baik yang tersembunyi maupun yang terang – terangan.

.

Sayangnya ’pusara’ Golkar sangat bergantung pada sosok ketua umum ataupun dewan pembina. Pada masa orde baru warna Golkar kental dengan cendana. Dewan Pembina jauh lebih berwibawa ketimbang ketua umum. Di orde Reformasi, sosok Akbar Tanjung berhasil membuat Golkar berkarakter, ulet dan tahan banting serta lepas dari pengaruh Cendana. Kini di bawah JK Golkar terlihat lebih agresif, cepat dan mampu menampilkan sifat leadership. Selain itu Golkar memiliki ’kelemahan’ yaitu militansi kader dan simpatisannya yang tidak sekuat PKS sedangkan tokoh – tokohnya tidak ada yang sekaliber Megawati di PDIP ataupun SBY di Partai Demokrat, sehingga mudah larut dalam irama politik. Apalagi di tubuh internal Golkar sendiri masih diwarnai oleh faksi-faksi tertentu, yang meskipun ditutupi tetap terlihat transparan.

.

Peristiwa terakhir dapat kita lihat betapa emosionalnya kader-kader Golkar bereaksi atas pernyataan diplomatis Ahmad Mubarok dari Demokrat.

.

Kondisi tsb secara politik dimanfaatkan oleh kompetitor. Bukankah Politik itu Tend to Power. Apapun caranya. Mulai dari isu koalisi. Wacana Golkar harus maju sebagai Presiden (istilah elha One Party One President). Golden Triangle. Desakan koalisi Nasionalis murni (Golkar-PDIP), Koalisi Islam – Nasionalis dengan Golkar sebagai leader dan berbagai ritme politik lainnya. Sekali lagi, sayangnya semua wacana ini bukan bersumber dari Golkar. Dengan kata lain, Golkar telah masuk dalam permainan politik parpol lain. Konsekuensi logis yang harus di terima Golkar sebagai parpol besar. Dan sulit untuk mundur dari gelanggang permainan.

.

Yang harus diwaspadai oleh Golkar saat ini adalah permainan di dalam internal Golkar sendiri, yaitu persaingan antar faksi. Bila tidak diterapkan Manajemen Konflik dengan baik, Golkar akan kehilangan segalanya. Kekalahan dalam kompetisi pemilu, kekalahan dalam pilpres dan kegagalan kaderisasi. Semua tentu Mahfum, posisi ketua umum Golkar adalah jaminan masa depan. Faksi mana yang tidak tertarik menempatkan kadernya sebagai pemimpin.

.

Semoga Golkar dapat mengelola semua ini dengan baik. Terlebih waktu pelaksanaan pemilu yang tinggal dua hari lagi. Semoga JK dapat mengantisipasi keadaan layaknya pengusaha yang menciptakan peluang – peluang. Selamat ber-pemilu. Selamat berdemokrasi.

.

Salam demokrasi

elha – pengamat politik pinggiran

www.jangankedip.blogspot.com




3 komentar:

Anonim mengatakan...

Mengapa mereka mau mempermainkan Golkar?

Anonim mengatakan...

Golkar di permainkan. ada apa?

Anonim mengatakan...

LAGI LAGI GOLKAR. MENGAPA HARUS GOLKAR