Rabu, 14 Oktober 2009

MAH, AKU SUDAH TIDAK PERAWAN LAGI…Jakarta Under Cover-2

MAH, AKU SUDAH TIDAK PERAWAN LAGI…Jakarta Under Cover-2

By elha – 14.10.2009

.

Bagai disambar petir disiang bolong, Tante Lisa mendengar keponakannya sudah tidak perawan lagi. Ia pun lansung menghubungi orang tua Tuti….Mereka ‘menyidang’ Tuti di hari yang sama….Gemas dan geram tampak sekali di wajah mereka..

.

---oooOooo---

.

“Saya udah ngelakuin hubungan sex…. yaaaa..sekitar sepuluh kali lah….” jelas Tuti (bukan nama sebenarnya), mengira-ngira

“Dah ma berapa orang....?” tanyaku pelan

“eehhmmm…lima orang..” katanya sambil menerawang langit-langit kamar

“..lima orang...” aku mengangguk-anggukan kepala

”..lima orang.....di mana aja kamu melakukannya... ??” tanyaku lagi

”..di rumah dia mas,...di hotel.....” jelasnya...

.

Aku mencoba memahami perasaan Tuti. Dia menjabarkan dengan lancar apa yang pernah dilakukannya. Tanpa sedikitpun ditutupi. Kadang dia tertawa. Kadang pula dia tertunduk dan menangis mengingat kisah ‘petualangan sex’ nya.

.

Ku biarkan dia larut dalam perasaannya. Tangisan tak jarang dapat menjadi sarana untuk menghilangkan kegetiran. Air mata sering juga bisa menjadi ekpresi jiwa. Jiwa yang sedih. Jiwa yang tak percaya sesuatu telah terjadi pada dirinya.

.

“Tutiii....” kataku dengan suara perlahan, agar dapat menembus dinding kesedihannya

“Tutiiii....teruskan tangisanmu jika itu bisa menjadi penghilang beban berat yang ada di pundakmu...bila kamu ingin berteriak, teriak lah......jika kamu ingin menginjak masalahmu, injaklah dengan keras. Anggap saja lantai dibawah kakimu adalah masalahmu...injak-injak dia....injak-injak dia....buang jauh-jauh....”

.

Tuti melakukan apa yang ku katakan. Dia melengkingkan tangisannya. Kemudian menginjak-injak lantai dengan keras dan terus bertambah keras. Seolah-olah lantai tsb merupakan ’musuh’ yang harus ditaklukannya.

Kira-kira lima menit kemudian dia berhenti. Terduduk lesu. Rambutnya terjuntai kebawah....tangannya digunakan untuk menutupi wajahnya...tapi masih terlihat jelas bekas aliran airmata di kedua pipinya.

.

”Gimana perasaanmu sekarang Tut...?” tanyaku tetap dengan suara pelan

”Enakan.....enteng rasanya....” katanya dengan suara ringan

”hehehehe...coba donk kamu buka tanganmu.....”

Dia menurunkan tangannya dari wajahnya....sembab....matanya agak bengkak

”kamu senyum dan tertawa...sedikiiiit aja...”

Dia tersenyum...dan terus tertawa...dia memalingkan mukanya...malu...hehehehe...abis nagis ketawa..makan gula jawa...(hehehehe..syair masa silam ketika masih kecil)

”Nah gitu khan lebih enak...lebih manies...”

.

Tuti, pasien KLINIK CINTA elha, adalah salah satu korban ’pergaulan bebas’. Bebas tanpa batas. Demi sebuah percobaan dia rela melepas kata anggun bernama keperawanan. Setelah itu penyesalan datang menghampirinya. Perasaan berdosa, bersalah dan malu pada keluarga menindih dan menjadi beban tak terhingga.

.

Beban bathin yang terus datang bertubi membuatnya tak sanggup berdiri tegak. Dia tak mampu lagi menanggung beban iti sendirian. Dia mencari teman untuk berbagi... sayangnya teman yang dipilih tak mau menerima limpahan beban, kecuali dengan imbalan....imbalan ’kenikmatan’....ya dengan sedikit keterpaksaan dia memberikan imbalan itu. Dan terus dilakakukannya....termasuk dengan beberapa orang pacarnya.....(pacar kok malah ngerusak.....bukannya melindungi...pacar apa tuch...heheheh..ceritanya aku ikutan kesel neeh)

.

Satu ketika, karena malu bertemu keluarga, dia mencoba mengadu peruntungan dengan tinggal di rumah tantenya di bilangan Jakarta Utara. Dia berharap suasana bathinnya dapat lebih tenang dan tentram....

.

Dia menceritakan sebagian kisahnya kepada tante yang disayangi.

Disertai helaan nafas yang panjang...hhuuiiih.... semoga saja cerita itu dapat mengurangi’hukuman sosial’ yang dideritanya....

.

Namun perhitugannya tidak tepat. Belum sempat bernafas lega, rombongan keluarga besarnya datang.....was was.....

”dug dug dug....dug dug...” suara itu terdengar jelas dari dadanya....

.

Kemudian Tuti disidang bersama. Pertanyaan, ’celaan’, amarah dan ’makian’ datang silih berganti. Tak satupun yang mampu dijawab, selain air mata...dan mendengar semuanya dari balik wajah yang tertutupi oleh kedua tangannya...

.

Geram, marah dan gemas bercampur menjadi satu. Mereka ingin melampiarkannya kepada Tuti, anak yang dianggap sudah membuat malu keluarga....

Setelah itu.....perlakuan orang tua, adik, dan saudaranya berubah...terasa menjauuuuhhhh...

.

---oooOooo---

.

”Tut....sekarang kamu pulang dulu ya...” kataku

”Enggak ah mas elha...saya takut. Mama dan Papah galak. Mereka gak mau tahu peraan orang...suka nge-beda-bedain”

”kamu pulang aja..kamu butuh istirahat...”

”Nah klo dah sampe rumah....kamu cium tangan ma mamah kamu. Ma Papa kamu. Walau bagaimanapun meraka adalah orang tua kamu. Yang merawat, membesarkan dan mendidik serta menyekolahkan kamu....”

.

Lalu tuti pulang. Langkahnya gontai......

---oooOooo---

.

Beberapa hari kemudian Tuti menelpon. Suaranya sudah lebih ringan. Tawa renyahnya terdengar dari ujung telepon...

.

”Mas elha,....masturbasi boleh gak seeh?” tanyanya

”....Yaaa Allah....emang kenapa...?” aku balik tanya

”Setiap malam saya masturbasi.....” jelasnya

.

Asytaghfirullah.....

Aku memang tidak mengerti masalah sexologhy, health, dan psikologi seksual.....makanya aku tak berani menjawab dengan latar belakang keilmuan tsb, dan pura-pura tahu...

.

Islam menjawab, bila kita memiliki hasrat seksual yang tinggi, menikahlah. Bila tidak maka berpuasalah. Atau perbanyak kegiatan untuk menyalurkan hormon yang terus terproduksi. Dan memohon kepadaNYA untuk tetap dalam lindungan da tidak terbujuk rayu ’syaithon’ baik dari jenis jin atau manusia

.

”Siapa yang telah memiliki kesanggupan, menikahlah. Jika tidak, berpuasalah karena puasa itu bisa menjadi kendali” (Riwayat Ibn Majah, lihat: Kasyf al-Khafa, II/324, no. hadis: 2833).

.

Salam ukhuwah

elha – pengasuh KLINIK CINTA

021-92900184, 08180.869.7786




5 komentar:

Anonim mengatakan...

ngeri. tidak mau ikutan ah. katiwasan namanya

--nick name deni -cemput--

Anonim mengatakan...

hah tidak perawan......
masturbasi....gak kalee...ce nya aja tuh gatel

by uyun cianjur

Anonim mengatakan...

wah pengalaman yang sangat hebat dan cobaan itu juga buat orang2 yang hebat semoga cobaan itu jadi semakin mendekatkan kita dgn Allh SWT
aldi_barnas@yahoo.com

rukzzolangan mengatakan...

heheh artikel bagus...salam kenal mas

elha mengatakan...

terima kasih banyak atas komentarnya.
salam ukhuwah elha