Rabu, 23 Desember 2009

Duhai PLN, 'Dewa Penyelamat'...Tolonglah Kami…!!

By elha – The Social Blogger

“Pak…Bahaya gak. Itu kan udah tiga kali kejadian…?” tanya Bu Eka, salah seorang warga

—oooOooo—

Senja hari (tgl. 16/12/2009) menjelang maghrib suasana di Rt 03/08, Rawasari – Jakarta Pusat, telihat ramai. Anak-anak dan orang dewasa berkumpul di depan rumah salah seorang warga. Perhatian mereka umumnya terpusat pada satu titik. Tiang Listrik yang baru saja ’terbakar’.

tiang-listrik-yg-mjd-fokus

tiang-listrik-yg-mjd-fokus

Malam merambat naik. Gelap pun mulai menyelimuti. Namun warga tetap berkumpul menunggu petugas PLN datang memperbaiki kabel listrik yang terbakar tersebut. Apalagi rumah mereka masih gelap. Listrik padam, baik karena saklar box listrik yang ’turun/turn off’ atau ada juga memang sengaja dimatikan, meskipun tidak satu aliran.

dlm-gelap-ketua-rt-melihat-perbaikan sarana listrik

dlm-gelap-ketua-rt-melihat-perbaikan sarana listrik

seorang-warga-memperhatikan perbaikan listrik-dlm-gelap

seorang-warga-memperhatikan perbaikan listrik-dlm-gelap

gelap

gelap

Menurut Bang Udin, salah seorang warga Rt. 03/08 - Rawasari, kejadian seperti itu sudah tiga kali terjadi. Selain hari itu, pada tanggal 07/11/2009 +/- pk. 02.00 dini hari kejadian serupa juga pernah terjadi. Menurut warga yang melihat saat itu, lokasinya sama, dan apinya sudah merambat hingga kepangkal/bawah tiang listrik.

”…ini udah yang ketiga kalinya Pak…” katanya

”..Dulu malah apinya sampe kebawah Pak. Kejadiannya jam 2 malem…” lanjutnya lagi

Sekitar Pk. 18.30 petugas PLN datang dan segera memperbaiki kerusakan. Tidak sampai setengah jam, lampu kembali menyala. Suasana kembali terang benderang.

petugas-pln-sdg-mpbaiki

petugas-pln-sdg-mpbaiki

Dalam wawancara singkat dengan Tatang, petugas PLN yang ramah tersebut terungkap bahwa beban pada tiang listrik tersebut memang sudah melebihi kapasitas. Sayangnya Tatang dan rekannya tidak bisa mengganti sarana listrik tersebut, karena kewenangannya memang hanya sebatas memperbaiki gangguan saja.

Apakah sarana listrik yang beberapa kali terbakar tersebut dapat diganti agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi?

“………..Bapak silakan saja buat surat pengaduan ke Gardu TP 82. Nanti petugas PLN lainnya agar mengganti yang rusak..” jawab Tatang dengan ramah

tatang-petugas-pln-yg-ramah

tatang-petugas-pln-yg-ramah

“..memang waktu dulu ada penggantian, disini gak diganti ya Pak…ketinggalan ya Pak..?”

“Faktorisasi..” sambung Bangkit, petugas PLN lainnya.

”..Ya udah, dibuat surat pengaduan aja ke PLN…” katanya menutup pembicaraan.

Faktorisasi? Penggantian?

Mungkin Tatang dan Bangkit benar. Ketika ada penggantian/faktorisasi, wilayah di sekitar Rt 03/08 – Rawasari terlewatkan. ’Tertinggal’ atau karena warga yang belum paham mengenai prosedur penggantian saluran listrik.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya warga setempat membuat surat pengaduan seperti disarankan oleh Tatang, agar PLN dapat mengetahui kejadian sesungguhnya dan membantu mengatasi masalah tersebut. Selain itu PLN, khususnya Cabang Jakarta Cempaka Putih mungkin dapat memberikan sosialisasi penanganan gangguan bila perisitiwa tersebut terulang kembali. Atau melakukan penggantian terhadap sarana dan aliran listrik yang mungkin memang sudah saatnya diganti.

Terima kasih kami sampaikan kepada Pak Tatang dan Pak Bangkit yang telah membantu warga memperbaiki gangguan sarana listrik, sehingga warga kembali nyaman.

Terima kasih tak terhingga juga kami sampaikan kepada PLN, bila rencana sosialisasi dan atau penggantian atas sarana dan aliran listrik di wilayah Rt. 03/08 – Rawasari, Cempaka Putih Jakarta Pusat dapat diwujudkan.

Salam ukhuwah

elha -




Baca Selengkapnya......

Pria/Suami Dambaan Wanita…

(CALON) SUAMI DAMBAAN WANITA……….

by elha – konsultan cinta 06.11.2008 —–


Isteriku tercinta pernah bilang padaku,

“Bi, si Fulanah gak jadian ma Fulan. Katanya gak cocok”

“Loh mo cari yang gimana lagi. Kita udah coba bantu. Bahkan ada pria mapan dari Riau yang serius ingin merajut rumah tangga…” jawabku

“Gak tahu deh…” balas isteriku

“Sayang juga ya. Sekarang umur Fulanah berapa…?”

“34 apa 35 ya. Lupa bi…”

“…hhhuuuiii…”

–begitu kira2 obrolan santaiku dengan isteri tercinta-

—-ooOoo—-

Banyak yang bilang wanita itu makhluk misteri. Karena sifat, sikap dan karakternya yang cenderung tak terungkap. Ya, tak dapat dipungkiri kalau wanita (baca : sebagian besar wanita) melepaskan ungkapan, pendapat dan keinginannya dengan perasaan. Dengan sentuhan emosi. So, jangan heran kalau wanita lebih cenderung diam ketimbang menyatakan tidak setuju secara terbuka. Atau, neh ini yang sering di ‘emohi’ oleh kaum adam, mengurai air mata bila keinginannya tidak dipenuhi atau bila pendapatnya dipatahkan. Memang gak semua seeh. Tapi gambaran seperti itu cenderung melekat dalam opini kaum pria.

.

Makanya aku tak heran ketika isteriku mengatakan bahwa Fulanah batal jadian (menikah) dengan si Fulan. Meskipun masih samar, tapi aku yakin penyebabnya masih berkaitan dengan sentuhan perasaan wanita. Alasan tidak cocok, kurang sreg, gak sesuai dan gak sekufu hanyalah diplomasi kaum wanita untuk menutupi permainan perasaan tersebut….(ini psychology analisys ku loch…)

.

Sebenarnya pria model gimana seeh yang di inginkan wanita. Atau kalau mau lebih tinggi lagi, tipe cowok kayak apa seeh yang didambakan wanita…..tentunya untuk menjadi suami….

.

Ini dia jawabannya….

.

Tipe Calon Suami Dambaan Wanita

Klo yg dah jadi suami, tipe ini juga yang akan dituntut isteri kita

(Ini menurut Penelitian loch…ya meskipun kecil-kecilan, namun dijamin ilmiah. Percaya deh)

.

1. “I Love You Honey”

Wanita jelas tidak sama dengan pria. Bila pria cenderung rasional wanita akan lebih emosional. Karenanya untuk masalah cinta mereka suka ungkapan bibir, ketimbang bahasa hati. Artinya wanita lebih suka kepada pria yang tidak pelit dalam menyatakan kata CINTA. Tentunya bukan Cinta Kali Lima yang dapat di obral dan di tawar- tawar. Ungkapan cinta/sayang yang rutin diberikan pria kepada wanita akan memberikan kepuasan tersendiri. Dalam sebuah perkawinan, hal in dapat melanggengkan keharmonisan rumah tangga.

.

2. Periang dan Semangat Pagie

Orang tua kita selalu bilang, “Aduuuh bangun siang amat. Nanti rejekinya di patok ayam”. Lho kok ayam. Karena ayam bangun sebelum matahari terbit. Nah seorang wanita akan bangga bila melihat pria atau suaminya bangun sebelum shubuh. Dan menyambut hari dengan Syukur, senandung kecil dan keceriaan. Menjemout Rizki dengan oebuh semangat. Insya doa isteri akan menyertainya

.

3. Bertanggung Jawab

Yang ini masih ada hubungannya dengan butir 2. Semangat pagi merupakan bentuk tanggung jawab pria./suami terhadap isteri dan keluarganya. Tuntutan ini yang sering didengungkan isteri bila terjadi masalah dalam rumah tangga. Khususnya masalah perceraian, pisah ranjang dan pisah rumah. Tanggung jawab yang dimaksud selain ekonomi adalah pengayoman, memberikan rasa aman dan nyaman serta perlindungan. So, bila pria/suami sudah menjalani point ini, Insya Allah, keluarga kita akan langgeng – langgeng aja. Kecuali ada perkara lain yang tersembunyi.

.

4. Memiliki Selera Humor

Seorang wanita/isteri senang bila tertawa bersama dengan suaminya, baik di rumah, di tempat tidur ataupun dalam perjalanan. Tertawa bersama dapat menahan gejolak amarah, rasa letih, bahkan mungkin rasa lapar….(kalau sedang puasa…hehehe). Yang jelas suasana rumah tangga menjadi cair, rileks dan tidak terbebani oleh masalah. Wanita memang suka yang ringan dan yang lucu.

.

5. Peduli

“Mas, rambutnya belum tersisir rapih”, adalah salah satu ungkapan kepeduliannya terhadap pria/suami. Atau dia akan membantu merapihkan pakaian kerja yang kita pakai. Kerapihan dan keserasian akan selalumenjadi perhatiannya. Tentunya wanita juga ingin diperhatikan seperti itu. Memuji penampilannya atau membantu menilai keserasian seragam yang dipakainya adalah bentuk rasa peduli yang dituntut oleh wanita/isteri.

.

Sementara lima dulu ya….ato silakan kunjungi http://www.kompasiana.com/elhafals

n add ane y di FB yg baru ane bikin abi elha (abilukman@yahoo.co.id)


slm ukhuwahslm CINTA

elha (konsultan cinta)

.

Bersambung ke seri KLINIK CINTA berikutnya…………………………




Baca Selengkapnya......

Bagaimana Mengungkapkan Rasa Cinta????

By elha – pengasuh KLINIK CINTA

“Bang elha…kok sulit ya saya mengatakan CINTA…padahal saya suka sama dia….”

Seperti itukah potret diri kita ketika dihadapan si dia? Saat suami menyendiri dan ingin kita dekati, kita diam terkesima…tak bisa mengungkapkan kata-kata…..Atau tatkala sang isteri membutuhkan belaian dan sapuan lembut, kita diam seribu bahasa. Meskipun sesungguhnya kita sangat ingin menyampaikan pesan sayang untuk isteri tercinta…

Makna cinta tak selamanya terukur dengan untaian kata dan susunan baris kalimat. Ungkapan cinta tak melulu menggunakan sarana bahasa verbal, karena seringkali verbalita menjadi sebuah monster yang menakutkan dan menjerumuskan…hehehehe…khususnya bagi mereka yang tidak pandai menyusun huruf alphabeta dalam bait & syair indah.

Ada cara lain dalam mengungkapkan rasa cinta yang bisa membuat dia merasa bangga, terpana dan makin mencintai Anda. Andapun tak kehilangan kesempatan untuk semakin dekat dan semakin mesra. Bukan hanya bagi wanita, tapi juga pria, isteri, suami, anak dan keluarga

Ungkapan cinta Umi thd anaknya...berupa...menemani anak bermain bersama

Ungkapan cinta Umi thd anaknya…berupa…menemani anak bermain bersama

Sebagai Terkun Cinta (meminjam istilah Kang Roy), saya akan memberikan resep KLINIK CINTA, sbb :

  1. Bila suami kita adalah pecinta sarapan pagi….sebagai seorang isteri kita dapat menyiapkan menu sarapan pagi untuknya, terutama yang selama ini menjadi kesukaannya.
  2. Sebaliknya, jika isteri kita adalah fans berat kopi…sang suami sesekali boleh membuatkan kopi khusus (anggap saja kopi cinta) dan letakkan di meja yang menjadi singgahan khusus isteri kita. Letakkah secarik kecil di dekat gelas/cangkir kopi tsb dengan tulisan singkat, kopi cinta khusus isteri tercinta.
  3. Bila masih di rasa kurang,…hehehehe….agak-agak ‘jadul’ dikit seeh. Bisa juga kita buatkan sebait syair atau kata pujian untuknya (suami/isteri) dan letakan dalam tas/buku agenda atau dompet miliknya…dijamin, darah segar akan segera mengalir dan menggerakan tangannya untuk meraih gagang telpon dan tak sabar berucap…”Mas/Yang/isteriku…..kamu romantis sekali….”….
  4. Romantis bukan Rokok makan gratis loch…hehehehe
  5. Resep berikutnya, …kalau semua berjalan lancar….lanjutkan dengan sentuhan cinta yang lain. Katakan padanya,….”Ma/Pah/Yang/Abi/Umi….indahnya kalau malam nanti kita makan berdua…eh berempat ding ma anak-anak di Soto Sulung…atau Sop Iga Merdeka..”..duh Dunia serasa jaman Nabi Adam..belum ada penghuni yang lain
  6. Namun jika suami/isteri tidak termasuk dalam tipe petualang kuliner dan tidak terlalu tertarik dengan kulinerisasi, sang suami/isteri bisa membuatkan masakan spesial untuk makan malam. Tidak harus yang mahal atau banyak. Cukup yang dapat membuat suasana malam itu ’terasa lain’….misalnya : membuat masakan khas daerah lengkap dengan baju adatnya…atau dengan atribut khusus masa nostalgia, seperti topi, pita, dll

Loh kok suami isteri semua…Mana untuk yang belon nikah..hahahahaha

  1. Ini resep tambahan untuk para perjaka/perjana dan Perjawa
    Resep utama suami/isteri diatas dapat dimodifikasi. Misalnya catatan kecil dimasukan dalam buku kuliah atau dompet spesial
  2. Makan malam dapat di modif dengan makan riang/canda di kantin
  3. Membuatkan kopi/susu dapat diganti dengan pemberian makanan/cemilan kesukaan seperti coklat/blueberry..(asal jangan black berry aja….mater donk…hehehehe)
  4. Nah yang ini sering menjadi penentu keberhasilan….Belikan dia buku yang sudah menjadi incarannya. Tinggalkan buku tersebut di atas meja dalam kamarnya (dengan bantuan adik/kakak/PRT ato dengan trik tertentu…)
  5. Ajak dia berpergian. Bermain bowling, makan malam dan sholat bersama di akhir pekan. Bisa juga ikut Zikir Akbar di Majlis Zikir Arifin Ilham. Bersenang-senang bersama juga merupakan satu ungkapan kasih sayang.

Jadi ungkapan Cinta tidak selalu harus diucapkan. Meski masih ada sebagian orang yang masih menuntut bahasa verbal, namun makna hakiki cinta adalah perbuatan dan aktifitas nyata.

Selamat mencoba dan semoga sukses

Salam cinta dan salam ukhuwah

elha - http://www.kompasiana.com/elhafals




Baca Selengkapnya......

Tiduri Aku…Ibu!!! (Kisah Nyata?)

By elha – The Social Blogger 01.11.2008—-

.…Tersentak hati Bu Dina mendengar permintaan anaknya. Anak laki-lakinya ingin ditiduri, ingin diberi kehangatan darinya….kehangatan seorang wanita. Kehangatan…hmm……

—oooOooo—

Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Posturnya tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.

Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.

Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu ’maskot’ pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai ’rising’ star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja ’fitnah’ dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.

’ah…paling dengan keseksiannya’ kata mereka yang tidak suka.

—oooOooo—

”Ibu mau kemana….?” tanya Fitri, puteri bungsunya

”Ibu mau berangkat ke kantor nak…” jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya

”Kok masih gelap bu….bareng ayah gak bu…?” tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel

”Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung…” jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnya

Jam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.

”Aku tidak boleh terlambat…aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang..” pikir Dina dalam hati

”Bu, aku masih mau tidur….” kata Fitri

”Iyya nak….”

.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, ”Nanti sekolah sama si Mbok ya….sarapan disekolah juga gak apa-apa kok…Ibu harus berangkat pagi-pagi…”

”Ah, Ibu…kemarin sudah pegi pagi…kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi…” keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya

”Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit…..untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan…” jawab Dina pelan

”Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok…sekolah juga sama si Mbok….” keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.

”Fitri, Ibu mau berangkat…..kamu berangkat sama si Mbok ya…!” seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.

Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.

Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan ’rona merahnya’. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya…

”Huh…Fitri selalu membuat aku marah….Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor…” keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.

”Ah sudah pk. 04.45…aku bisa terlambat …”

Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan muncul dihatinya….Dia belum sempat bicara dengan Adit, anak sulungnya…

”Ah dia khan sudah tujuh tahun. Sudah lebih besar. Dia pasti ngerti lah…”

—oooOooo—

Presentasi mengenai pengembangan perusahaan, khususnya bidang komunikasi, kemitraan dan pemasaran yang dipaparkan Dina memdapatkan sambutan luar biasa dari Stake Holder (Pemegang Saham, Komisaris, Jajaran Direksi dan Mitra Kerja). Sambutan itu ditandai dengan tepuk tangan meriah sambil berdiri dan ucapan selamat yang seolah tak putus.

Senyum sumringah tersembul dari wajah Dina. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia menghela nafas panjang. Memejamkan mata sesaat….”Akhirnya aku berhasil….”

Untung aku bisa mempersiapkan diri dengan baik. Untung juga aku tiba lebih awal sehingga bisa mengkondisikan semuanya…….

”Dina selamat ya….tidak sia-sia kami menempatkan kamu sebagai Dept Head Promosi & Kemitraan…..” kata seorang Direksi sambil menjabat erat tangan Dina.

Jabatan tangan yang terasa ’lain’. Terasa ada getaran ’hangat’ yang menjalar melalui jari-jari terus hingga pangkal tangan, dan meluncur deras dihati. Jantung berdegup kencang…entah perasaan apa itu. Yang jelas perasaan itu membuatnya pikirannya ’kacau’, hatinya diliputi oleh suatu misteri..entah misteri apa

”Dina, kerja kamu luar biasa…..masih muda, cantik, jenius….tak salah jika Perusahaan memberimu posisi tsb…..” kata seorang Komisaris

Pujian komisaris menambah kencang degup jantungnya…seolah darah berhenti mengalir. Seolah kaki sulit untuk digerakkan. Dengan menghirup nafas pelan, Dina membalas pujian tsb

”Terima kasih Pak..terima kasih…semua berkat bantuan dan bimbingan Bapak…”

”Berapa usiamu sekarang… adakah 40…?” tanya Komisaris itu lagi

Dina tersipu malu…..rona merah kembali menghiasi wajahnya….

”Saya baru 34…. Pak…” jawab Dina sambil tertunduk malu

”Wow…Surprise…kita memiliki calon direksi termuda. Cantik, jenius dan ber-visi…semoga kamu sukses ya….”

Dina terkesima. Tak percaya. Calon direksi….? ah, gak mungkin… aku salah dengar….

—oooOooo—

Minggu, pk. 04.00 Dina terbangun.

Ohhhhh….lelah pikiran dan badannya membuatnya agak sedikit malas untuk bangun. Namun undangan stake holder untuk sekedar minum kopi pagi di Kafe Padang Golf mengharuskan dia untuk segera bergegas…..

”Ah….ngantuknya…..”

Dina kembali merahkan badannya….rasanya dia ingin meliburkan diri bersama anak-anaknya….terutama Fitri yang kemarin membuatnya sedikit marah….

Tapi…undangan Direksi dan Komisaris adalah sebuah ’Perintah’…laksana titah Raja yang harus dijalankan, meskipun hanya ajakan sambil lalu…

”Ahhhh…..”

Dina mulai menyiapkan diri. Mandi pagi dan sedikit bersolek….tampil agak cantik dan…hmmmm..seksi dikit rasanya tidak apa-apa. Toh akan bersantai bersama orang-orang penting ’penguasa’ kantor….’apalagi bila….bila ada yg tertarik padaku…’ pikirnya..

’ah pikiran ngelantur…..’ pikirnya lagi

”Ibuuuu….Tolong tiduri aku Bu….” seru Adit sambil berjalan pelan dan membawa bantal guling yang sarung entah kemana

”Adiiit….?” tanyanya heran

”Adiit….” seru Dina kembali. Heran, tidak biasanya Adit bangun pagi dan pindah ke kamarnya.

”Ibuuu…tolong tiduri aku bu…semalam aku gak bisa tidur…aku kepikiran Ayah….aku ingin bermain bersama Ayah….”

”Adit. Hari ini Ibu masuk kantor….Ibu akan bertemu Bos di kantor…” jawab Dina

”Ibuuu…tolong tiduri aku…aku ngantuk …pengen tidur bareng Ibu…” pinta Adit, kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Dina, Ibundanya…

Dina terdiam. Hatinya semakin membuncah….perasaan malas memenuhi undangan Direksi kembali muncul….tapi motivasi untuk memperlihatkan loyalitas demikian tinggi…dus, dia sudah berdandan seksi.

Diusap-usap perlahan kepala Adit. Rambutnya yang sedikit ikal bergelombang mirip seperti rambutnya. Bentuk wajahnya yang agak oval dan halus merujuk pada ayahnya…

”ahhh..aku jadi ingat Mas Darman. Wajah Adit mirip ayahnya….semalam dia memberi kabar kalau Meeting di bandung diperpanjang karena banyak Klien baru yang ikut datang….” bathin Dina dalam hati….seketika ia merasa bersalah dengan suaminya.

”Adiiit, Ibu harus pergi sayang…..Ibu harus masuk kantor…..”

”Tapi buu…” Adit tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena Dina mengangkat kakinya perlahan, sehingga kepala Adit berpindah ke bagian pinggir tempat tidur.

Dina meneruskan riasannya dimuka cermin yang ada di sisi kanan tempat tidurnya. Bibirnya diolesi lipstick tipis warna merah muda, sesuai dengan pakaian yang dikenakannya. Pakaian terbaik yang dimilikinya, hadiah Ulang Tahun dari Mas Darman suami tercinta.

”Mas Darman pasti akan silau bila melihat aku sekarang. Pasti akan memujiku ’Cantiiik’..hehehe…sayang dandananku saat ini untuk orang lain….”

”Huk..huk..huk..” suara batuk kecil beriak keluar dari mulut Adit

”Adiit, kamu batuk. Jajan apa kamu kemarin” tanya Dina sambil terus memainkan penghalus bedak dipipinya

”Huk..huk..huk..” suara itu kembali terdengar

“Mboookkk….tolong ambilkan air putih hangat. Adit batuk nih” teriak Dina dari dalam kamarnya

Tepat pk. 05.00 Dina meluncur menuju Kafe Padang Golf. Perjalanan akan memakan waktu 30 menit. Cukuplah. Karena pertemuan dan sarapan kopi pagi baru akan dimulai pk. 06.00. Tapi biasanya banyak yang sudah datang dengan perlengkapan stick golf, termasuk pemilihan ’caddy’ pendamping permainan golfnya nanti.

—oooOooo—

Dina sangat menikmati suasana Kopi Paginya. Dia begitu cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tidak ada lagi perasaan canggung, malu dan minder bercengkerama dengan jajaran Direksi, Komisaris dan Pimpinan Unit Mitra Kerja. Apalagi dalam acara yang dikemas secara informal ini. Seolah ia sudah menjadi bagian dari mereka. Jajaran elit perusahaan.

”Penuhi jiwa ini dengan satu rindu…rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu…meski tak layak ku harap debu Cinta-MU” ringtone HP Dina berbunyi….

”Maaf Pak,,,,,,,” Dina tak sanggup meneruskan kata-katanya untuk meminta ijin mengangkat Hpnya

”Silakan ..silakan….ini suasana santai kok” jawab salah seorang Direksi

”Permisi Pak”

”Meski begitu ku akan bersimpuh… Penuhi jiwa ini dengan satu rindu…rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu….” ringtone itu terus berbunyi…

Ditempat yang agak jauh dari kerumunan orang Dina mengangkat Hpnya…

”Hallo….” sapanya

”Bu…kamu ada dimana sekarang….?” tanya suara disana dengan lembut

”Sedang bersama Direksi dan komisaris di kantor.. Yahas…” jawab Dina

Ohhh,…ternyata dari mas Darman, suaminya. Dina terbiasa memanggilnya Ayah, menyesuaikan diri dengan panggilan anak-anaknya

”Loch emangnya masuk… ?” tanya Mas Darman lagi

”Iyya Yah…”

”kapan pulangnya…Adit sakit di rumah kata si Mbok…”

”nanti siang…..atau mungkin juga sore…”

”Yaa sudah…biar Ayah saja yang pulang segera”

—oooOooo—

Pk. 15.30 Dina kembali kerumahnya. Sarapan Kopi Pagi di kafe Padang Golf ternyata diteruskan dengan acara ramah tamah dan meeting informal dengan Mitra Kerja dan Klien. Beberapa Kontrak Kerja ’deal’ setengah kamar dalam ramah tamah itu. Dina baru mengetahui kalau banyak ’deal’ ’deal’ kontrak kerja yang putus di Kafe, Padang Golf serta jamuan makan. Mungkin karena lebih santai dan informal….pikirnya, sehingga lebih mudah untuk bicara dari hati ke hati

Tiba di ujung jalan pemukiman, Dina melihat banyak orang berduyun menuju satu rumah dengan membawa nampan, rantang dan gelas-gelas kecil.

”Ada apa ini…?” tanya Dina dalam hati

Ada bendera kuning terikat di atas tiang listrik tepi jalan…

”Ohh ada yang meninggal….”

Dina mempercepat langkahnya. Ia juga ingin melayat. Ia tak ingin juga tertinggal dalam urusan sosial di lingkungannya….

Tak berapa lama Dina tersentak. Kakinya kaku tak bisa digerakkan….dia melihat banyak orang berkerumun dipekarangan rumahnya. Kebanyakan ibu-ibu dan wanita yang mengenakan pakaian berwarna gelap dan berkerudung. Bapak-bapak ada di ruang tengah…

”ohh…apakah…apakah…..”

”Tidaaaakkkkkkkkk”

Dina mencoba untuk berlari. Namun kakinya semakin sulit bergerak.

Air mata Dina deras mengalir ketiak ia melihat seorang bapak berpeci hitam dan berpakaian muslim putih sedang melantunkan ayat-ayat Qur’an. Dari suaranya tersendat terlihat jelas bahwa Bapak itu menahan tangis. Kadang sesegukan sesekali menghambat laju bacaan Qur’annya..

”Mas Darman…..Ayahhhhhh” seru Dina setengah berteriak

“Ayah siapa yang meninggal Yah….?” tanya Dina kepada Bapak yang sedang mengaji tadi

”Ayah..siapa yah….?” tanyanya lagi

Bapak tadi tidak menjawab. Telunjuk jarinya mengisyaratkan bahwa Dina bisa membuka kain kafan yang belum tertutup

Dengan sedikit merangkak, Dina berjalan tersendat, dan membuka kain kafan penutup wajah si mayit.

”Yaa Allah…Aadiiitttt” Dina langsung memeluk tubuh jenazah itu

”Maafkan Ibu Nak….maafkan Ibu nak…….” teriak Dina keras, membuat seisi rumah menoleh kepadanya. Bahkan beberapa orang yang berada di luar juga berlari kearah rumah

”Adddiiiiittttt….Sini nak…Ibu akan tiduri kamu…Ibu akan tidur bersamamu Nak…..”

”Addiiittttt bangun nak..Ibu sudah pulang…Ibu sudah pulang nak….”

”Ibu ingin tidur bersama mu….”

Dina meraung keras seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya….air matanya mengalir deras. Tak kuasa menahan sedih. Rasanya ingin sekali ia menggoyang-goyangkan tubuh kaku itu agar kembali bergerak….namun Mas Darman segera merangkulnya. Memeluknya. Dan mencium keningnya…

”Bu….ini salah kita..salah Ayah….Ayah terlalu sering meninggalkan keluarga..”

”Bukan Yah…ini salah Ibu…tadi pagi Adit minta ditemani tidur, tapi Ibu tolak…”

”Ya sudahlah…ini salah kita semua. Adit terkena paru-paru basah akut. Dan terlambat ditolong…..”

—oooOooo—

Anak, isteri, suami dan keluarga adalah perhiasan dunia. Perhiasan yang paling indah adalah istri yang sholeh (Amar’atush-Sholihah), suami yang adil (’imamun ’adilun) dan anak-anak yang mendoakan orang tuanya (awaladdun sholihin yad’ulah)

Salam ukhuwah elha

www.jangankedip.blogspot.com

021-92900184




Baca Selengkapnya......

Duhai PLN, 'Dewa Penyelamat'..Tolonglah Kami…

By elha – The Social Blogger

“Pak…Bahaya gak. Itu kan udah tiga kali kejadian…?” tanya Bu Eka, salah seorang warga

—oooOooo—

Senja hari (tgl. 16/12/2009) menjelang maghrib suasana di Rt 03/08, Rawasari – Jakarta Pusat, telihat ramai. Anak-anak dan orang dewasa berkumpul di depan rumah salah seorang warga. Perhatian mereka umumnya terpusat pada satu titik. Tiang Listrik yang baru saja ’terbakar’.

tiang-listrik-yg-mjd-fokus

tiang-listrik-yg-mjd-fokus

Malam merambat naik. Gelap pun mulai menyelimuti. Namun warga tetap berkumpul menunggu petugas PLN datang memperbaiki kabel listrik yang terbakar tersebut. Apalagi rumah mereka masih gelap. Listrik padam, baik karena saklar box listrik yang ’turun/turn off’ atau ada juga memang sengaja dimatikan, meskipun tidak satu aliran.

dlm-gelap-ketua-rt-melihat-perbaikan sarana listrik

dlm-gelap-ketua-rt-melihat-perbaikan sarana listrik

seorang-warga-memperhatikan perbaikan listrik-dlm-gelap

seorang-warga-memperhatikan perbaikan listrik-dlm-gelap

gelap

gelap

Menurut Bang Udin, salah seorang warga Rt. 03/08 - Rawasari, kejadian seperti itu sudah tiga kali terjadi. Selain hari itu, pada tanggal 07/11/2009 +/- pk. 02.00 dini hari kejadian serupa juga pernah terjadi. Menurut warga yang melihat saat itu, lokasinya sama, dan apinya sudah merambat hingga kepangkal/bawah tiang listrik.

”…ini udah yang ketiga kalinya Pak…” katanya

”..Dulu malah apinya sampe kebawah Pak. Kejadiannya jam 2 malem…” lanjutnya lagi

Sekitar Pk. 18.30 petugas PLN datang dan segera memperbaiki kerusakan. Tidak sampai setengah jam, lampu kembali menyala. Suasana kembali terang benderang.

petugas-pln-sdg-mpbaiki

petugas-pln-sdg-mpbaiki

Dalam wawancara singkat dengan Tatang, petugas PLN yang ramah tersebut terungkap bahwa beban pada tiang listrik tersebut memang sudah melebihi kapasitas. Sayangnya Tatang dan rekannya tidak bisa mengganti sarana listrik tersebut, karena kewenangannya memang hanya sebatas memperbaiki gangguan saja.

Apakah sarana listrik yang beberapa kali terbakar tersebut dapat diganti agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi?

“………..Bapak silakan saja buat surat pengaduan ke Gardu TP 82. Nanti petugas PLN lainnya agar mengganti yang rusak..” jawab Tatang dengan ramah

tatang-petugas-pln-yg-ramah

tatang-petugas-pln-yg-ramah

“..memang waktu dulu ada penggantian, disini gak diganti ya Pak…ketinggalan ya Pak..?”

“Faktorisasi..” sambung Bangkit, petugas PLN lainnya.

”..Ya udah, dibuat surat pengaduan aja ke PLN…” katanya menutup pembicaraan.

Faktorisasi? Penggantian?

Mungkin Tatang dan Bangkit benar. Ketika ada penggantian/faktorisasi, wilayah di sekitar Rt 03/08 – Rawasari terlewatkan. ’Tertinggal’ atau karena warga yang belum paham mengenai prosedur penggantian saluran listrik.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya warga setempat membuat surat pengaduan seperti disarankan oleh Tatang, agar PLN dapat mengetahui kejadian sesungguhnya dan membantu mengatasi masalah tersebut. Selain itu PLN, khususnya Cabang Jakarta Cempaka Putih mungkin dapat memberikan sosialisasi penanganan gangguan bila perisitiwa tersebut terulang kembali. Atau melakukan penggantian terhadap sarana dan aliran listrik yang mungkin memang sudah saatnya diganti.

Terima kasih kami sampaikan kepada Pak Tatang dan Pak Bangkit yang telah membantu warga memperbaiki gangguan sarana listrik, sehingga warga kembali nyaman.

Terima kasih tak terhingga juga kami sampaikan kepada PLN, bila rencana sosialisasi dan atau penggantian atas sarana dan aliran listrik di wilayah Rt. 03/08 – Rawasari, Cempaka Putih Jakarta Pusat dapat diwujudkan.

Salam ukhuwah

elha




Baca Selengkapnya......