TIPS MASUK SURGA DENGAN MUDAH…..(2)
By elha – 03.10.2009.
Masuk Surga dengan mudah? Apakah bisa? Rasulullah menjawab “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau)”…..Mau tahu Tipsnya … …
.
---oooOooo---
.
”....hai…Fulan…masuklah kedalam Surga lewat sini…” demikian pintu-pintu Surga memanggil Fulan bin Fulan. Pintu-pintu Surga berlomba dan sangat dirindu dimasuki oleh Fulan bin Fulan. Mengapa? Karena Fulan bin Fulan mengetahui rahasianya....yaitu, membuka buku tabungan kebajikan yang tak pernah diambil/ditarik...sehingga saldonya selalu bertambah. Bonusnya Syafaat Allah & Rasul-Nya.
.
Selain nilai ke-Ikhlasan dalam arti yang sebenarnya dan dilakukan sungguh-sungguh, Seorang pemimpin yang adilpun dijamin masuk Surga. Pemimpin yang adil menempati posisi pertama dari tujuh golongan yang dijamin masuk Surga.
.
Hanya seringkali kita (penulis_elha, pembaca kompasiana dan kita semua) mempersulit kemudahan tersebut. Coba kita di tengok dalam kehidupan keluarga kita. Sudahkah kita berlaku adil terhadap anak-anak kita? Adakah kita membedakan kasih sayang terhadap anak yang satu dibandingkan dengan yang lain? Pernahkah kita ’memarahi’ anak kita yang satu dan ’memaklumi’ untuk anak yang lain. Meskipun tingkat kesalahannya sama atau proporsional? Apakah kita pernah membelikan mainan/pakaian/makanan untuk salah satu anak kita dan lupa untuk yang lain?
.
Dalam hubungan suami isteri, adakah kita sudah berlaku adil terhadap isteri/suami dirumah? Sudah memberikan hak nafkah dari gaji/penghasilan yang kita dapatkan? Atau ada sedikit yang kita sembunyikan tanpa memberitahu kepada isteri kita? Bila kita seoran isteri, pernahkah kita memberikan bantuan kepada orang lain, orangtua, keluarga dan teman tanpa ijin dari suami? Atau malah dilakukan secara sembunyi-sembunyi?
.
Kesalahan dan kehilafan tersebut kita lakukan secara rutin atau bahkan mungkin dengan sengaja. Kita jarang melakukan evaluasi bersama (muhasabbah). Kita lebih sering melihat dan menghitung kesalahan suami kita, membandingkannya dengan orang lain. Kita juga lebih sering menyalahkan istri kita dan membandingkannya dengan isteri tetangga atau teman kantor. Kita bahkan sering memaksakan kehendak dan keinginan kita terhadap anak tanpa memperhatikan keinginan ’sang anak’. Bahkan kita jarang mempertimbangkan bahwa anak kita masih relatif kecil, yang mungkin belum mampu mengikuti kemauan kita sebagai orang dewasa.
.
Yang sering luput adalah bahwa kita lebih mem’pressure’ nafsu kita sebagai orang tua ketimbangkan mengitu selera anak dan mengarahkannya sesuai harapan dan tuntutan masa depan....
.
Kita seolah-olah enggan masuk Surga melalui Pintu Pemimpin yang Adil, karena lebih sering mengedepankan ’ego’ dan ’amarah’ daripada mengakomodasi keinginan anggota keluarga kita. Tidak melakukan muhasabbah/evaluasi bersama. Yang terjadi justru lebih sering ’aduh mulut’ atau ’adu otot’ dalam rumah tangga.
.
Di lokasi kerja keadaan yang tak jauh berbeda terjadi. Apa yang kita lakukan terhadap anak kita kita terapkan juga untuk bawahan (anak buah) kita. Pressure, pemaksaan kehendak dan ’amarah’. Mitra kerja kita perlakukan ’seperti’ isteri di rumah. Nilai kurangnya lebih banyak dibandingkan dengan sisi positifnya.
.
Adakah kita sudah menjadi pemimpin yang adil? Tidak-kah kita mau masuk Surga melalui pintu yang menyebut nama kita karena sudah bersikap bijak (adil)? Apakah kita sendiri yang menolaknya, seperti Sabda Rasulullah di atas
“Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau).” (HR Bukhori 22/248)
.
Bagaimana tipe pemimpin yang adil?
Rasulullah adalah Contoh dan teladan yang sempurna. Beliau mendidik anak sesuai syariat & perkembangan anak. Sebagai seorang kepada Negara Beliau juga mengurus dengan rasa keadilan tanpa diskriminasi, termasuk kepada orang Yahudi yang mau tinggal di negeri Muslim. Ummat tetap menjadi laang dakwahnya.
.
Umar Ibnul Khottob juga dapat rujukan yang baik. Seorang Umar bersikeras memanggul sendiri sekarung gandum untuk diserahkan kepada seorang Ibu Tua yang kekurangan makanan dan hanya memasak air & batu untuk membohongi anaknya yang lapar agar tertidur. Ketika staf/pengawalnya ingin membantu, Umar menjawab, ”Apakah engkau mau memanggul dosaku di Akhirat kelat karena ada rakyatku yang kelaparan..?”
.
Atau Harun Al-Rasyid., seorang ’alim’yang ketika diangkat menjadi Kholifah beliau berucap, ”Innalillahi Wainnailaihi Roji’uun”. Beliau tidak menggunakan fasilitas negara untuk pribadi dan keluarganya. Bahkan ketika puteranya ingin berbicara dengannya, beliau bertanya ini urusan negara atau pribadi. Ketika dijawab urusan pribadi, beiau mematikan lampu, karena tidak ingin masalah pribadi menggunakan biaya negara, meski hanya sebuah lampu. Subhanallah.
.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harus Ar-Rasyid tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korup itu adalah orang yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa ragu-ragu Harun Ar- Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid (Guru yang sangat berpengaruh dalam hidupnya) yang diangkatnya sebagai perdana menteri (wazir).
.
---oooOooo---
Itulah gambaran mengapa Pintu Surga sangat rindu kepada pemimpin yang adil. Karena rasa ego menjaukan kita dari rasa adil. Hatta kepada kelaurga kita sendiri...tapi, Insya Allah dengan usaha yang optimal, sedikit demi sedikit, setahap demi setahap, kita mampu mewujudkan keinginan untuk menjadi seorang Pemimpin yang Adil, stidaknya pemimpin Rumah Tangga atau Pemimpin dalam Pekerjaan. Amien.
.
Note : artikel hanyalah sebuah kultum, dikusi dan bahan untuk muhasabbah kita bersama, elha, pembaca kompasiana & kita semua. Sebagai bahan renungan kita menuju kebaikan bersama.
.
Salam CINTA – salam ukhuwah
elha – Pengasuh KLINIK CINTA
2 komentar:
nikmatnya dunia kalau bisa masuk surga. makasih tipsnya kang
arsy cempaka putih
siip. makasih bener ya
bahar
asli banten
Posting Komentar