Senin, 31 Agustus 2009

ADA JIWA MALAYSIA DALAM DIRI KITA (?)

ADA JIWA MALAYSIA DALAM DIRI KITA (?)

By elha – 01.09.2009

.

Kita begitu menggebu melayangkan kemarahan kepada Malaysia. Bahkan terhadap segala atribut dan pernik-pernik yang berhubungan dengan ke-Malaysia-an. Namun pada saat bersamaan, kita tahu ADA JIWA MALAYSIA DALAM DIRI KITA….

.

---oooOooo---

.

Polemik Indonesia – Malaysia masih terus berlanjut. Sejak lepasnya Sipadan – Ligitan kepangkuan Malaysia, publik dalam negeri menyimpan ‘bara’ yang setiap saat siap membakar amarah. Fenomena Blok Ambalat hanyalah salah satu dari ‘amunisi’ yang ‘memerahkan’ bara yang terus menyala.

.

Klaim Malaysia atas Batik, Reog, Rasa Sayange, minuman khas Jamu hingga tari Pendet, membuat tudingan bahwa negeri Jiran tsb memang seorang ‘perampas’ hak Indonesia seolah menjadi pembenaran.

.

Polemik terakhir menusuk pada lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku, yang disinyalir sangat mirip dengan lagu Terang Bulan. Seperti diketahui, bahwa lagu Terang Bulan itu merupakan milik Indonesia yang dinyanyikan pertama kali oleh Grup Ansemble Bandung pada 1950-an. Kemudian lagu ini direkam sebagai piringan hitam oleh Radio Republik Indonesia (RRI) pada 1956 dan digandakan oleh Lokananta pada 1965. Sementara Malaysia sendiri baru merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957 (sumber : http://www.mediaindonesia.com/).

.

Meskipun kemudian muncul berita baru baru Lagu Terang Bulan dan Negaraku juga mirip dengan lagu Memula Moon, ciptaan penyair dan komposer Perancis yang bernama Pierre Jean Berager yang lahir pada kurun ke-19.

Wallahu’alam

.

Berebut klaim kebudayaan Indonesia – Malaysia tampaknya akan terus berlanjut yang melibatkan emosi warga negaranya masing-masing. Bukan hanya di dunia nyata, bahkan merembet hingga dunia maya, Internet, Blogger hingga situs dan hacker.

.

Mengapa Malaysia banyak mengklaim Budaya Indonesia ??

  1. Harus diakui bahwa kita, lebih khusus lagi pemerintah Indonesia, kurang optimal dalam melestarikan dan memberdayakan budaya asli Indonesia. Kita bisa saksikan dengan mata telanjang bagaimana Lenong Betawi, Tari Topeng Cirebon, Cokek Tangerang, Debus Banten hampir ‘sirna’ karena kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah. Kecuali budayawan tradisional yang memang memiliki karakter untuk melestarikan
  2. Ekonomi Indoensia yang secara grafik, historis dan realita berada di bawah Malaysia. Tahun 1960an, nilai Ringgit (mata uang Malaysia = Rupiah). Sekarang satu ringgit hampir mencapai Rp. 3.400,-. Apa artinya? Ringgit telah jauh meninggalkan Rupiah.
  3. Pengiriman TKI ke Malaysia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tidak ada halangan meskipun berita tentang ke’sadisan’ tentara diraja Malaysia dan perlakuan sebagian warga Malaysia yang kurang bersahabat. Masyarakat Indonesia masih membutuhkan Malaysia untuk mencari nafkah.
  4. Banyaknya TKI di Malaysia, tidak hanya membawa sifat dan keluarga, namun juga membawa kebudayaan sebagai pengisi hari-hari mereka disana. Selain itu juga sebagai filter, agar tidak terkontaminasi lebih jauh dengan budaya lokal Malaysia, sekaligus sebagai luapan emosi dan cara untuk meluapkan kerinduanterhadap tanah air.
  5. ke-empat faktor tsb diatas membuat Budaya Indonesia sangat mungkin berada di malaysia.

.

Bila kelima faktor tsb diatas terus terjadi, terlebih lagi mendapat sambungan hangat dari masyarakat dan pemerintah Malaysia, haruskah kita masih teriak bahwa terjadi perampasan hak oleh Malaysia? Atau kerena Pemerintah dan kita yang memang kurang peduli terhadap nasib budaya kita sendiri.

.

---oooOooo---

.

Malaysia adalah Negara ‘tukang klaim’. Kira-kira begitu ungkapan kemarahan rakyat Indonesia. Tapi setelah merenung sejenak, terfikir bahwa tudingan kita ke Malaysia sebagai tukang klaim, terasa seperti tudingan pada diri kita sendiri. Jika memang Malaysia dianggap sebagai ‘tukang klaim’, sifat itu mungkin ada dalam jiwa kita.

.

Bagaimana kita mengklaim keberhasilan orang lain sebagai keberhasilan diri kita. Seorang Caleg pada pemilu lalu yang gemar mengatakan telah memajukan Rakyat, padahal dia sendiri tahu bahwa yang banyak turun membantu rakyat adalah LSM murni yang berjuang tanpa pamrih serta tokoh-tokoh lokal. Banyak ormas yang meributkan awal Ramadhan, seolah-olah merekalah yang paling berhak menentukan, meskipun mereka tahu ada metode lain dalam menentukan awal Ramadhan, Syawal dan Idul Adha.

.

Kita seringkali mengabaikan undangan dari pengurus organisasi, RT, RW, karang taruna atau bahkan panitia 17an, dengan beribu alasan. Tapi setelah itu kita mengaku berandil dalam keberhasilan kegiatan atau organisasi tsb

.

Tak jarang seorang tokoh, publik figur ataupun pemimpin yang tak peduli dan atau tidak mau ikut menggerakan ‘terobosan/innovasi/hal baru’ dari awal. Karena sebuah proses awal sangat membutuhkan perhatian, tenaga, konsep dan dana ekstra. Namun ketika ‘terobosan/innovasi/hal baru’ itu berubah menjadi tunas kemudian menampakkan daun, mereka ramai-ramai mendekat agar dapat dianggap sebagai salah satu pencetus atau ’bidan’ dari ‘terobosan/innovasi/hal baru’ dimaksud.

.

Adakah kita menuding Malaysia sebagai Negara Peng-Klaim Hak Indoensia, dengan telunjuk mengarah tepat ke jantung Malaysia....tapi kita sadari juga bahwa empat jari kita mengarah ke dada kita?? Wallahu’alam.

.

Malaysia sejatinya memang harus di protest keras dan di peringatkan karena telah mengklaim Hak Budaya Indonesia (kalau memang terbukti benar). Tapi disisi lain kita juga harus introspeksi bahwa selama ini memang kita kurang peduli terhadap hak milik kita sendiri. Atau bahkan ada diantara kita yang ternyata memiliki sikap dan sifat yang sama dengan Malaysia, suka Mengklaim?

Sekali lagi wallahu’alam. Semua berpulang pada diri kita masing-masing.

.

Salam nasionalisme – salam ukhuwah

elha – nationalist blogger

www.jangankedip.blogspot.com




2 komentar:

Anonim mengatakan...

http://public.kompasiana.com/2009/09/01/ada-jiwa-malaysia-dalam-diri-kita/#comments

adera,
— 1 September 2009 jam 9:37 am

indonesia malaysia berasal dari akar yang sama, tak heran kalau tabiat malingnya juga mirip-mirip kok. maling teriak maling nih yeeee

Anonim mengatakan...

http://public.kompasiana.com/2009/09/01/ada-jiwa-malaysia-dalam-diri-k

Kitiran,
— 1 September 2009 jam 10:35 am

Di Malaysia kita anggap Maling, tapi sebetulnya di negara kita juga melakukan hal yang sama LEBIH PARAH MALAHAN……….
di kita MERAMPOK, rame-rame Merampok UANG RAKYAT….kan…..? koq kita ga pada ribut….?