Rabu, 12 Agustus 2009

‘HANTU SAPU’

‘HANTU SAPU’

By elha – pengamat social pinggiran

.

Kresek….kreseeek…suara itu terdengar jelas diwaktu gelap. Suara sapu lidi yang bersentuhan dengan tanah dan jalan raya.. Bukan Cuma kami, tetangga lain juga mendengarnya. Bila berkumpul, suara itu menjadi perbincangan, terutama dikalangan ibu-ibu.

---oooOooo---

Seperti biasa, dikala anak-anakku sudah/masih tidur, ketika isteriku tercinta sudah kembali sibuk dengan istirahat peraduannya.... hehehehe..setelah selesai sinetron Cinta Fitri dan Inayah tentunya, aku menyibukkan diri dengan laptop semi tuaku. Kutuangkan apa yang ingin aku abadikan dalam sebuah tulisan, puisi, artikel, essaay, atau apapaun yang sesuai dengan tema.

.

Kresek..kresek..suara itu jelas terdengar. Kusibakkan gorden jendela depan, tak kulihat siapa-siapa. Suara itu mendadak berhenti. Aneh, pikirku. Ah, ini hanya halusiansiku saja, batinku menghibur. Aku kembali ke pangkuan laptopku.

.

Kresek...kreseekkkk. suara itu kembali muncul. Kali ini terdengar lebih jelas dan lebih lama. Kusibakkan kembali gordin jendela, tidak ada siapa-siapa....ach, suara apa itu. Penasaran ku kubuka jendela samping. Juga tak ada siapa-siapa. Kosong. Aneh...

.

Esoknya suara kreseek diwaktu gelap kembali menjadi topik pembicaraan antar tetangga. Masing-masing memiliki pendapat, pengalaman dan tentu saja cerita tersendiri. Namun tidak satupun dari mereka yang terlihat takut. Justru semakin kuat keinginan untuk mengetahui lebih jauh.

.

Hantuuu....masak seeh hantu berkeliaran di alam ramai? Kayaknya gak mungkin deh hantu mau-mau nya ikut menyapu halaman rumah orang. Emang hantu itu siapa? Emangnya ada hantu yang melamar jadi Pembantu Rumah Tangga?

.

---oooOooo---

.

Suara orang mengaji terdengar lamat-lamat dari pengeras suara masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah. Itu menandakan bahwa waktu shubuh tidak seberapa lama lagie. Aku segera mandi dan berkemas untuk menunaikan panggilan Allah Swt. Kubuka pintu gerbang....dan Jreeengngggg...dalam gelap kulihat sesosok orang setengah tua yang tampak tak terlalu jelas, seperti sedang memegang sapu. Membersihkan halaman. Dia seperti tidak menapak tanah....

.

Allahu Akbar. Deg-deg...ah, yang penting sholat shubuh dulu. Tak terlalu kuhiraukan sosok yang menjadi pembicaraan tersebut. Kubiarkan dia dengan aktifitasnya. Toh dia tak melihat kearahku. Tak perlu kutakuti. Masak seeh dia berani mengganggu orang yang akan menunaikan sholat shubuh.

.

Pulang dari Masjid sosok tadi sudah tidak ada. Mungkin karena sudah agak terang. Sudah mulai banyak orang berlalu lalang, terutama para penjual sayuran, para pedagang tempe yang baru keluar dari ’markas besarnya’.

.

Belum sempat aku sampai ke pintu gerbang rumahku yang asri, sosok yang tadi kulihat kembali keluar menembus pintu masuk rumah tetangga. Dia tersenyum sedikit ke arahku.....hah.

.

”Mas.....” sapaku

Dia tidak menjawab

“Nyapu mas..?” aku mencoba untuk bertanya

Dia juga tak menjawab. Dia tetap berjalan seperti di udara.

.

Kemudian dia kembali masuk menembus pintu tetangga rumah. Tanpa senyum dan tanpa basa-basi. Bahkan ketika aku menerus pekerjaannya atau membantunya membersihkan lingkungan setelah sholat shubuh, senyumnya juga jarang sekali diperlihatkan.

.

Dia adalah tetanggku di Pramukasari. Dia memang seorang yang rajin. Selalu membersihkan lingkungan tanpa pamrih. Sampah-sampah yang berserakan dijalan pemukiman, dihalaman rumah ataupun di perkarangan yang biasa menjadi arena bermain anak tak luput darinya. So, ketika masyarakat terbangun dari mimpinya, lingkungan kami sudah bersih, rapih seolah tak pernah ada sampah sebelumnya.

.

Tak lupa dia juga sering membersihkan tempat anak-anak muda berkumpul. Merapihkan sisa dan abu rokok serta membuang kulit kacang bekas. Luar biasa.

.

Semua dilakukan tanpa pamrih. Biasanya dia melakukan ketika orang lain sedang tidak ada. Dia tak ingin aktifitasnya dilihat orang. Berjalan menembus pintu rumah tetangga yang tidak terkunci. Seolah berjalan diudara, karena warna kulitnya nyaris sama dengan warna suasana di waktu gelap.

.

Luar biasa. Seandainya aku memiliki Kalpataru, niscaya akan kupersembahkan kepadanya. Bekerja ikhlas untuk orang banyak, untuk lingkungan dan untuk Indonesia.

.

Amirul mukminin, Umar bin khathab radhiyallahu anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

.

Slm ukhuwah elha

The Inspirite of Dhu’afa




2 komentar:

Anonim mengatakan...

‘Hantu Sapu’
Oleh elha - 13 Augustus 2009 - Dibaca 457 Kali -

oleh Pandega,
— 13 Augustus 2009 jam 10:59 am

Cerita dan realita yang bagus. rileks dulu…

http://kompas.com/public.kompasiana.com/2009/08/13/‘hantu-sapu’/

elha mengatakan...

tks om Pandega...hehehehe