Senin, 27 Juli 2009

“NENG, TOLONG NENEK NENG..!”

“NENG, TOLONG NENEK NENG..!”

By elha – pengamat sosial pinggiran

.

Isteri tercintaku bergegas keluar rumah. Tak lama kemudian sudah melakukan transaksi kecil dengan seorang pedagang. Terperanjat aku ketika terdengar suara halus bernada serak…

.

“Neng, tolong nenek neng. Dari pagi belum ada yang beli. Tolong nenek jang…!” katanya memelas

.

Aku dan isteriku terdiam. Kami saling pandang.

Isteriku kemudian melanjutkan transaksinya

.

“Kacangnya berapa nek?” Tanya isteriku

“Seribuan neng…” jawabnya

“Kalau keripik…?” Tanya isteriku lagi

“Sama neng seribuan”

“Abi mau…?” Tanya isteriku kepadaku dg mesra

“…hehehe..” aku tersenyum ceria

.

Tak lama beberapa bungkus kacang goring agak pedas sudah berpindah tangan. Beberap lembar rupiah juga sudah diberikan kepada sang nenek

.

Isterku memang paling sulit menolak jika ada yang meminta pertolongan. Apalagi disertai dengan nada memelas. Aku adalah orang yang sering kagum dengan sikap dan kepribadian isteriku yang sering kali ‘royal’ dalam membantu orang lain. Namun dilain saat aku sering kasihan ketika sebagian orang memanfaatkan perasaan isteriku tercinta.

.

Kupeluk mesra isteriku. Ku kecup keningnya sebagai tanda sayang.

”Umi....Abi sayang sama umi..” kataku dperlahan, dengan berusaha menyembunyikan sedikit air mata yg mencoba keluar dari pelupuknya

”Abi ....Umi juga sayang ma abi. Idung abi gede...” jawab isteriku penuh canda

.

Kuingat lagi wajah sang nenek penjual kacang tadi. Kulitnya sudah keriput. Pakaiannya mirip sekali dengan nenekku di kampung sana. Pakaian orang desa. Kubayangkan keluarga nenek penjual kacang tadi. ”Mengapa nenek itu harus menjual kacang?”

”Mengapa pula harus memelas?....Apakah karena kebutuhan? Atau kerena si nenek hanya butuh kegiatan sebagai penghilang rutinitas?”

.

Entah, rasanya aku ingin sekali bertemu dengan nenek tadi. Bila memang karena kebutuhan keluarga, biarlah beliau dan mungkin juga cucunya yang masih ingin sekolah, bisa belajar di rumahku.

.

Dengan sedikit menahan nafas, aku meraih gagang telepon dan melakukan OnLine dengan orang tuaku di Tangerang.

”Assalamu’alaikum.....bagaimana kabar keluarga disana....”

.

Salam ukhuwah elha

www.jangankedip.blogspot.com




5 komentar:

surgazka mengatakan...

assalamualaikum abi....miris jg y mendengar cerita abi...di depan asrama haji jg ada seorang nenek renta yang berjualan...kadang ghany mikir dimana keluarga nenek itu...sungguh malang....apalagi kl ghany melihat ibu2 meminta-minta dgn membawa anak bayi...hikssss tersanyat hati ni melihatnya...teringat anakku tersayangggggg

elha mengatakan...

Tks Surgazka atas komentarnya...
Benar, kadang mmg memilukan melihat kondisi kaum tua yg gigih ber-Struggle 4 life...

slm ukhuwah elha

betc mengatakan...

Mudah-mudahan pemerintahan yad mempunyai strategi mengentaskan kemiskinan lebih selektif, mengutamakan orang-orang semacam nenek-nenek itu. Artinya tehadap orang-orang yang mau berusaha diberikan 'modal' misalnya dalam bentuk BLT yang selama ini tidak selektif, terkesan hanya memberikan ikan bukan kail dan cara mencari ikan. Lebih baik baik berikan BLT terhadap beberapa orang, tetapi dapat dijadikan modal untuk berusaha menghidupkan roda ekonomi.

Mudah-mudahan juga ada LSM atau perorangan yang peduli mengarahkan BLT, bukan sebagai manuver politik, tetapi betul-betul manuver kebangkitan ekonomi kerakyatan

---Kompasiana---
http://public.kompasiana.com/2009/07/28/%e2%80%9cneng-tolong-nenek-neng%e2%80%9d/#comments

Anonim mengatakan...

woouw jarang jaman sekarang mendapat kan suami yg begitu romantis dan sentimentil
sekali , uluran tangan istri dalam kisah tsb diatas , jangan cuman berhenti sampai disitu saja ,
Tengoklah masih banyak nenek2 yang membutuh kan uluran tangan ibu2 seperti diatas .
Segala perbuatan istri bapak , hanya Tuhan lah dapat membalas kan berlipat ganda ,
amin.

--echi---
http://kompas.com/public.kompasiana.com/2009/07/28/

Anonim mengatakan...

Miris memang, kita melihat banyak orang usia lanjut dan bahkan anak2 harus mencari uang demi kelangsungan hidup di Indonesia. Entah sampai kapan.... moga2 kabinet SBY kali ini profesional, sedikit mungkin mengambil orang partai dan sebanyak mungkin professional di bidangnya.

--Abunawas---
http://kompas.com/public.kompasiana.com/2009/07/28/%e2%80%9cneng-tolong-nenek-neng%e2%80%9d/#comments