KEPALA KAKAP MERAH
By elha – pengmat sosial pinggiran
.
Luar biasa, kepala kakap menjadi barang langka. Persediaan pada sentra-sentra kosong. Apakah ada permainan & penimbunan? Apakah ini ulah spekulan.....Wallahu’alam
.
”Umi mo makan....?” tanyaku pada isteri ”Nanti dulu. Mulut umi masih pahit..” jawab isteriku ”Makan diluar aja....” Makan diluar. Kebetulan lauk dirumah sudah hampir habis. Anak-anakku sedang giat makan. . Isteriku memang sedang hamil muda. Usia kandungannya baru masuk minggu kelima. Calon anakku yang ketiga. Aku selalu trenyuh bila melihat isteriku mual-mual, apalagi disertai lomba lari cepat...ke toilet untuk menumpahkan isi hati...eeeh, isi perut yang membuatnya mual. Yaa, isteriku sering muntah bila asupan ke dalam badannya tidak sesuai... . ”Umi mo makan apa...?” tanyaku kalem ”Masakan Padang aja bi...” jawabnya Isterku paling suka bila diajak makan di RM Padang. Selera makannya bertambah jika makan disana. Apalagi bila bersentuhan dengan kakap merah, lauk kesukannya. . Kami kemudian menyusuri jalan di pemukiman rumah kami dibilangan Pramukasari dengan mengendarai sepeda motor. Lokasi favorite isteriku adalah tujuan utama kami. RM Sari Kambang di Percetakan Negara Jakarta Pusat.....ku ingat kembali beberapa waktu ketika kami beberapa kali makan di sana. Ia begitu menikmati hidangan yang tersedia dengan penuh selera. Ingin kunikmati lagi pemandangan indah itu, melihat sang isteri makan dengan nikmat dan penuh kelembutan. . ”Abi mo pesen apa?” tanya isteriku penuh perhatian ”Terserah umi aja....” jawabku, agar isteriku tidak terbebani oleh keinginanku ”Ada pala kakap uda..?” tanya isteriku ke pelayan RM Sari Kambang ”Kosong bu...coba deh di sana (menunjuk ke cabang lainnya)..” ”Yang deket keramik itu ya...” jawabku ”ohh kosong juga (katanya setelah mendengar kabar dari pelayan lainnya)...Kalau gak yang di Mardani aja Pak.. kita khan punya tiga cabang....,..—tiba-tiba--... wah kosong juga Pak (setelah dikabari)...” . Rasa kecewa terlihat dirona wajah isteriku. Tek, terasa ada sesuatu yang menyentuh hatiku. Kemudian aku mencoba mengantarkannya ke RM Sari Kambang Cabang Mardani. Dengan semangat isteriku masuk ke dalam RM tsb. Tak lama ia keluar kembali ”Abis juga bi...” katanya pelan.... ”Ohhh, ternyata isteriku sedang ngidam....kali ini Kepala Kakap kesukaannya adalah makanan yang dicarinya....” batinku ”Tenang mi, kita cari lagie....” kataku menghibur . Kupacu sepeda motorku menuju RM Sederhana (kalau tidak salah) yang berlokasi di Jl. Percetakan Negara, persis di depan Komplek Ruko - Mitra PN Garam. Di dalam RM sudah ada beberapa orang yang sedang menyantap makanan. Tempat parkir juga sudah sudah terisi oleh kendaraan pelanggan.... . Ternyata apa yang kami harapkan belum menjadi kenyataan. Di RM tsb juga tidak tersedia. Ya Allah, bukankah itu RM besar. Mengapa tidak ada juga. Apakah telah terjadi kelangkaan Ikan Kakap di Jakarta? Hatiku berdebar...kurasakan lagi kekecewaan mendalam pada isteriku. Aku berupaya untuk ber-empati. . Kami lanjutkan perjalanan menuju beberapa RM Padang lainnya. Dua, tiga, empat hingga delapan RM Padang kami datangi. Jawabannya sama, tidak ada, alias kosong. Aku mencoba menghibur isteriku dengan mesra, meskipun aku tahu itu tidak akan mengubah rasa kecewanya. Aku tahu bagaimana perasaan dan keinginan seorang isteri yang sedang ngidam. . ”Mi, kita makan di Warung Padang depan aja ya....siapa tahu ada..” kataku mencoba untuk tetap menghibur ”Ya udah. Kayaknya enggak ada lagi bi.....” jawab isteriku pasrah Ini adalah RM kesembilan yang kami datangi. Tak terasa sudah sekitar 30 menit kami mencari rumah makan yang menyediakan lauk sesuai keinginan alam bawah sadar isteriku. Seorang isteri yang sedang ngidam. Sementara panas menyengat ikut menyertai perjalanan kami. Dapat dibayangkan khan bagaimana suananya? . Isteriku menjatuhkan tubuhnya ditempat duduk di meja makan yang terletak di tengah ruangan. Tampaknya ia benar-benar sudah pasrah, mengingat ini adalah RM kesembilan yang kami datangi. Apalagi ukuran RM Padang ini relatif lebih kecil. Aku berempati. Ingin rasanya kupeluk erat isteriku dengan pelukan mesra, dan kuhadiahi sebuah kecupan dikeningnya. Namun, kondisi tak memungkinkan untuk melakukan hal itu. . ”Ada kepala kakap uda...?” tanya isteriku basa-basi. Karena memang sudah pasrah untuk mendapat jawaban ”Tidak ada”. Dan sudah siap menukar dengan menu lain. ”Ada....” jawab sang pelayan datar. ”Ama apa lagi....?” tanyanya kemudian... . Duarrr....tak terperkirakan bagaimana senangnya hatiku mendengar jawaban pelan sang petugas RM. Dia mungkin mengucapkan itu dengan kalem dan tidak ada tujuan apa-apa selain menjawab pertanyaan pelanggan. Namun suara perlahan tsb memberi kami spirit baru. Motivasi baru untuk menikmati hidangan makan siang....bahkan sudah kelewat siang, karena waktu menunjukkan pk. 02 siang lebih dikit.... . Isteriku kembali tersenyum. Keceriaan kembali menampakan auranya. Duh, betapa bahagianya diriku melihat senyum maniesnya mengembang. Seolah renyah, seperti tepung fried chicken yang sedang mekar, yang baru diangkat dari penggorengan. Hangat, nikmat dan penuh arti. . Kuperhatikan isteriku makan dengan nikmat, semangat dan luar biasa bahagia. Panas terik dan jauhnya perjalanan seolah hilang oleh sepiring lauk kepala kakap merah yang memang terlalu nikmati untuk dibiarkan.....ditemani oleh sepisin kerang remi pedas dan sayuran lainnya. . Namun, yang namanya ngidam tetaplah ngidam. Setelah mencicipi sebagian dari hidangan kakap merah yang tidak terlalu besar, isteriku selesai sudah. Dihibahkan seluruh hidangan tersedia untukku seorang...alamak. isteriku tertawa. Akupun ikut tertawa....tertawa bahagia....ya, biasanya ia sangat menggemari kakap merah, bahkan hingga tetesan cupilan terakhir....kini...kini...kini ia menghibahkannya kepadaku seorang. Ya..ya..ya, gak ada salahnya toh ku bawa pulang untuk anak-anakku. . O ya, pembaca belum tahu ya…kalau aku sudah mempunyai dua putera..bener-benar putera. Yang pertama usia 7 tahun yang kedua 4 tahun…mereka Sangay Sangat super lucu banget amat. Kreatif, innovatif…dan sedikit nakal….serta sering…hehehehe . “Umi…gak boleh su’udzon…” candaku Isterku tertawa lagi. Ternyata apa yang kami cari ada di lokasi yang tidak kami duga. Lokasi yang biasa memang tidak ada. Lokasi yang memang jarana terjadi. Tapi itulah kenyataannya…. . Allah membuat kenikmatan santap siang bersama kami estela kami merasakan betapa sulitnya mencari sesuatu yang kami tuju. Tanpa kesulitan tsb, mungkin kebahagiaan kami tidak seindah ini. Subhnallah walhamdulillah. . So, semua hal diatas tidak ada hubungannya spekulan. Juga tidak ada penimbunan….hehehe, emang untuk apa menimbun kepala kakap. Pasti bau amislah. Hanya kebetulan memang tidak tersedia di delapan RM Padang yang kami datangi. --dialog diatas, mungkin tidak persis sama dengan yg diucapkan, Namur saya buat ses alur cerita saja-- Salam ukhuwah – elha Salam kehangan untuk isteriku tercinta elha – 02192900184 (esia)
10 komentar:
isteriku tercinta ailafyu.
bayu,
— 3 Augustus 2009 jam 4:17 pm
www.kompas.com/public.kompasiana.com/2009/08/03/kepala-kakap-merah/
terkadang kita terlalu percaya pada penampilan fisik, padahal belum tentu apa yang kita mau ada di sana. benar gak sih …
salam buat anda sekeluarga, semoga diberi kemudahan untuk menyambut kelahiran putranya yg ketiga. amin …
yuhelmi,
— 3 Augustus 2009 jam 5:09 pm
www.kompas.compublic.kompasiana.com/2009/08/03/kepala-kakap-merah/
emang sifat su’uzon adalah sifat yang sangat dilarang dalam agama kita ‘Islam’. Seperti dalam hadist Nabi SAW juga bersabda: Allah itu seperti yang engkau sangkakan”, kalo gak salah. Jadi kalo kita berprasangka “kepala kakap habis” ya abislah dia. Jadi kita harus terus berusaha sambil tetap ber husnuzon … benar gak kang elha … makasih banyak ceritanya …
Kang Life is Just
Insya Allah...
btw, ade ape ye...
postingan No. 6 dihapus atas permintaan ybs
tks
slm ukhuwa elha
romantis sekali pak elha
--dina bank mandiri--
suit suit mau dong jadi isterinya
bahagia dong yang jadi isterinya
aku erma pembaca
ajarin guw donk jadi org romantis
gw rudi di jaktim
Posting Komentar