Selasa, 09 Juni 2009

PERANG LEMBAGA SURVEY..?? gak kale ach

PERANG LEMBAGA SURVEY..?? gak kale ach

By elha – pengamat politik pinggiran

.

LRI menantang LSI untuk membubarkan diri jika hasil survey-nya tidak sesuai/akurat. LSI menjawab, silakan saja, tetapi LRI harus membubarkan diri dahulu sebelum menantang. Lho kok? (Metro TV, 08 Juni 2009)

.

Senin, 08 Juni 2009, Metro TV, menayangkan dialog lembaga survey, dengan tema PERANG LEMBAGA SURVEY. Hadir dalam dialog tsb adalah wakil dari Lembaga Survey Indonesia (LSI), Lembaga Riset Indonesia (LRI) dan Permadi (partai Gerindra).

.

Masing – masing pihak (baca : lembaga survey) merasa benar. LSI dalam hasil surveynya yang dilaksanakan pada tanggal 25-30 Mei 2009 menempatkan Sby-Boediono berada di posisi teratas dengan 70% suara, Mega-Pro 18% dan Jk-Win 7% saja. Survey dilakukan di 33 provisi di Indonesia. Sementara LRI merilis hasil surveynya dengan komposisi Sby-Boediono 33%, JK-Wiranto 29% dan Mega-Prabowo 20%. (http://yasiralkaf.wordpress.com/2009/06/10)

.

Kedua lembaga survey tsb konon memang dekat dengan masing-masing pasangan. LSI diasosiasikan dekat dengan Sby-Boediono sedangkan LRI ’ber-afiliasi’ dengan JK-Win. (sumber : http://yasiralkaf.wordpress.com/2009/06/10)

.

Kembali ke dialog Metro TV, Senin, 08 Juni 2009. Dalam dialog di TV milik Surya Paloh tsb (Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar), LRI menantang LSI untuk membubarkan diri jika hasil survey-nya salah. LSI menjawab dengan pernyataan bahwa seharusnya LRI lebih dulu membubarkan diri sebelum menantang, karena tantangan ini sebelumnya pernah di sampaikan sebelum Pileg 2009. Dan hasil LSI lebih akurat.

.

LSI menjelaskan bahwa surveynya sesuai dengan data demografi dan sebaran penduduk dengan mengacu pada data BPS. Sementara lembaga lain diragukan, karena komposisi pedesaan dan perkotaan yang tidak sesuai.

.

Sebaiknya kita tidak perlu menjatuhkan ’talak’ kebenaran, karena memang tidak ada pihak yang dapat menjatuhkan vonis salah kepada lembaga survey tertentu. Tidak juga ada pihak yang boleh mengklaim paling benar. Bila kebenaran itu hanya klaim pihak tertentu, bisa dimaklumi jika ada pihak meragukannya. Demikian juga jika klaim tsb disalahkan oleh pihak lain yang merupakan komptetitor dan atau ’lawan politik’, bisa dimaklumi kalau kemudian ada yang bertanya, ada apa diantara mereka?

.

Saya sangat setuju dengan pendapat pengamat yang meminta asosiasi lembaga survey dan KPU perlu melakukan audit atas hasil lembaga survey. Besaran survey, metode, data yang dipergunakan, penyandang dana, kedekatan dan atau afiliasi dengan pasangan capers-cawapres dan sample yang dijadikan rujukan harus di publikasikan secara transparan.

.

Sungguh terlalu besar ongkos politik dan sosialnya jika kredibilitas dan kapabilitas lembaga survey harus dipertaruhkan dalam sebuah pilpres. Sangat disayangkan jika hanya karena pemilu lembaga survey yang dibangun untuk mengawal demokrasi justru berpolemik dan saling tuding.

.

Kami yakin kredibilitas dan kualitas seluruh lembaga survey di Indonesia, LSI, LRI dsb masih dapat diandalkan dan tetap berpijak pada kebenaran. Kami juga masih yakin bila mereka menyuguhkan data dan hasil survey sebagai tanggung jawab moral mereka kepada publik dalam membangun demokrasi di negeri ini.

.

So, tidak ada jalan lain selain mengembalikan semuanya kepada rakyat sebagai pemegang mandat demokrasi. Karena merekalah penentu arah reformasi dan demokrasi di negeri ini.

.

So, tidak ada yang perlu disalahkan. Tidak ada yang bisa mengklaim paling benar. Karena semua itu adalah dinamika organisasi, politik dan demokrasi.

.

Salam demokrasi - Salam ukhuwah

elha – 09.06.2009

www.jangankedip.blogspot.com




Tidak ada komentar: