PERJUANGAN TKW MENCARI KAKAK YANG HILANG
.
Part 1...PEMBANTU KAMI KEMBALI
By elha – pengamat sosial pinggiran
.
Keinginanannya ke negeri Arab hanya untuk mencari kakaknya yang hilang sebagai TKW. Namun keberadaannya disana justru membuahkan penderitaan batin.....Perjuangan untuk kembali ke tanah air demikian berat. ...... Subhanallah, Tangan Allah mengatur segalanya…….mau tau ceritanya???..
.
Pembantu..? Loh, apa istimewanya sehingga harus diangkat dalam satu artikel. Toh dia bukan TKW yang di siksa oleh majikannya di Malaysia. Dia juga tidak ada hubungannya dengan salah satu pengeran.....demikian mungkin yang ada di benak pembaca.
.
Uyun namanya. Tepatnya Yunika Tahara (?). Dia tidak memiliki hubungan darah atau ’sambungan’ kekeluargaan dengan kami. Tinggalnyapun sangat jauh di Cianjur pedalaman, di lembah yang diapit oleh beberapa gunung/perbukitan. Perlu waktu sekian jam untuk mencapai tempat tinggalnya. Itupun harus dengan kendaraan pribadi yang ’tidak boleh dikendarai sendiri’, karena sunyinya suasana perjalanan dan tanpa penerangan, kecuali sedikit saja. Jadi sangat perlu teman, baik untuk kenyamanan ataupun keamanan.
.
”Mba Yuunnnn....Mba Yun kapan pulang??” tanya anakku via telepon, dengan nada sedih
”Nanti, setahun lagi...” jawabnya di seberang sana, di negeri Raja Abdullah
”Umii...Uyun kembali ke bumi satu tahun lagi....” katanya ketika gagang telpon telah berpindah ke tanga isteriku
”Yaa udah....Eneng sabar-sabarin ya. Tahan hati. Kuatkan. Doa, minta sama Allah agar semua dapat berjalan lancar....yaa” jelas isteriku tercinta menangkan
”Uyun dah gak kuat Umi. Gak tahan mo balik aja...” terangnya lagi
”Yaa udah coba tanyakan dulu ke ’majikan’. Kalau gak bisa dan haru sesuai kontrak....ya Uyun harus jalanin. Pan dulu Uyun yang mau cari pengalaman....nanti Umi ma Abi yang jemput Uyun kalau sudah pulang....” jelas isteriku lagi menenangkan
.
Uyun memang berstatus PRT. Namun di rumah kami selalu menyambut setiap PRT laksana datangnya keluarga baru. Dia kami anggap bagain dari keluarga kami sendiri. Termasuk Uyun itu....makanya ikatan bathin diantara kami begitu kuat. Tak terkecuali dengan anak-anaku kami.
..
Yaa...Uyun adalah salah satu TKW yang dikirimkan ke Arab Saudi pada tahun 2006. Tidak ada aneh dengan kata TKW. Namun kepergiannya ke Arab Saudi bukan karena uang. Tidak pula karena perasaan iri melihat rumah tetangga yang terus di renovasi, karena memiliki anak wanita yang bekerja di Luar Negeri (baca : negara Arab, sebagai PRT).
.
---catatan : Arab Saudi adalah negara kaya. Adat, karakter dan bahasanya jelas berbeda dengan Indonesia. Tidak semua orang Arab itu seperti yang digambarkan di media. Banyak yang baik. Hanya karena yang bersentuhan dengan PRT & diberitakan di media adalah yang memiliki karakter keras, maka opini publik langsung menjustis bahwa Arab adalah......(elha)----
.
Dia (Uyun) bekerja karena keinginannya mencari kakaknya yang raib entah kemana. Sudah sekian tahun sang kakak tidak kembali ke rumah sejak pergi meninggalkan tanah air menuju negara petro dollar, yang diangankan akan membawa berkah bagi keluarganya.
.
Dia kuatkan diri mendaftar ke PJTKI. Berharap dapat melihat kembali wajah sang kakak di negara Timur Tengah tsb. Namun apa daya, kehadirannya disana justru membawa ’penyesalan’ tersendiri. Tekan mental, phsicys pressure dan rindu yang tak tertahan dengan keluarga....ya keluarga. Keluarga yang dimaksud adalah keluargaku.
.
Hampir setiap saat dia memikirkan anakku. Hampir setiap hari dia menghitung waktu, kapan kembali. Bukan hanya dia, kami pun sedih. Sering juga kami berkomunikasi via telepon/HP untuk menanyakan kabar dan perkembangan masa kerjanya. Namun pelaksanaan kontrak tidak dapat dibatalkan, bahkan klausul dapat diperpanjang justru dilakukan, sehingga ’penderitaannya’ semakin berat.
.
”Abiii...Uyun diminta kerja lagi setahun. Uyun gak kuat lagi Abi..” katanya satu ketika
”.....” aku terdiam sesaat, menahan emosi yang muncul tiba-tiba
”Yun, kemarin waktu Uyun tanda-tangan, apa bacaan kontraknya...?” tanyaku pelan
”Diperpanjang satu tahun bi....” jawabnya
”Yuun, Arab itu negeri orang. Perjanjian sudah di tanda tangan. Berarti Uyun harus ikut perjanjian itu....kalau Uyun kabur..mo kabur kemana...lalu siapa yang mau bela Uyun...karena dari sisi manapun ’majikan Uyun’ tidak dapat disalahkan. Kecuali ada penyiksaan, penganiayaan....kalau hanya tekanan mental...sulit untuk dibuktikan..ya udah Abi, Umi, Mufti dan Umi akan bantu doa dari sini...” kataku menenangkan dengan suara agak lirih
”Iyya biii...kabar kakak ama Fachri gimana bi...?” tanyanya mengalihkan perhatian. Namun dengan suara tertahan seolah menahan gejolak perasaan di hati.
”Baik...Fachri dan Mufti juga rindu Uyun...” jawabku
”Yaa udah ya Bi....” katanya menutup pembicaraan dengan suara agak sesegukan
.
Kami tidak tahu berapa liter air mata yang sudah ditumpahkan disana. Kami juga tidak terlalu paham bagaimana tekanan mental, psikis pressure yang dialaminya. Yang kami dengar bahwa anak majikannya agak ’nakal’ dan ada pula menyukainya. Entah apakah ada tindakan pisik akibat hal-hal tersebut. Yang jelas dia begitu sedih jika menceritakannya.
.
Aku dan isteriku menerawang penderitaan yang sering diberitakan media massa. Aahhh...lirih sekali membayangkannya. Apalagi mendengar penuturan orang tua angkatku yang mendengar langsung perbuatan majikan TKW di negeri Arab yang kebetulan bernasib tidak baik. Aahhhh...aku menahan nafas panjang.
.
”Umiiii...Uyun udah di Jakarta...” katanya semalam
”Uyun mau pulang kemana? Uyun kasih aja alamatnya sekarang..nanti abi ma umi yang jemput” kata isteri tercintaku
.
Bersambung...............
.
Mhn maaf, dialog tsb diatas tidak sama persis dengan yg sesungguhnya...namun tetap sesuai dengan tema dan keinginan dari sang tokoh, TKW_pen.
.
Salam ukhuwah
elha – 19.06.2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar